Sistem Pertahanan Tubuh Manusia: Nonspesifik dan Spesifik | Biologi Kelas 11
Yuk, pelajari tentang sistem pertahanan tubuh manusia! Ada sistem pertahanan tubuh spesifik dan sistem pertahanan tubuh nonspesifik. Apa perbedaannya, ya?
—
Kamu tau kan, gimana rasanya ketika mata kelilipan debu? Nggak enak ya, rasanya perih perih gimanaa gitu. Saking perihnya, mata kamu sampai keluar air mata. Tapi, setelah keluar air mata, lama-lama rasa perihnya mulai menghilang.
Hmm.. Kok bisa gitu ya?
Itu karena debu yang masuk ke mata, akan terbuang oleh air mata. Eh, tapi, kalau kamu menangisnya gara-gara mantan, air mata kayaknya nggak bisa ya, membuang perasaan kamu yang masih ada buat dia. Huhu 🙁
Together we cry~ (Sumber: tenor.com)
Nah, karena air mata kita mampu melindungi mata dari benda asing yang masuk ke mata, berarti bisa dibilang kalau air mata itu merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh. Selain air mata, masih ada juga lho, bentuk pertahanan tubuh yang lainnya.
By the way, sistem pertahanan tubuh itu maksudnya gimana, sih? Sistem pertahanan tubuh adalah sistem yang melindungi tubuh dari partikel berbahaya, patogen, benda asing penyebab penyakit, serta sel tubuh yang sifatnya abnormal. Sistem pertahanan tubuh disebut juga dengan istilah sistem imun atau imunitas.
Sistem pertahanan tubuh pada manusia terbagi menjadi dua, yaitu sistem pertahanan tubuh spesifik dan sistem pertahanan tubuh nonspesifik. Pada saat tubuh pertama kali mendapat ‘serangan’ dari luar, yang bekerja terlebih dahulu adalah sistem pertahanan tubuh nonspesifik. Jika ‘serangan’ tersebut berhasil menembus pertahanan nonspesifik, barulah sistem pertahanan tubuh spesifik yang akan bekerja.
Supaya lebih paham, kita bahas satu per satu dengan lebih detail, sesuai dengan urutan yang sudah disebutkan tadi. Yuk, kita bahas!
Baca juga: Macam-Macam Penyakit dan Kelainan pada Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Pertahanan tubuh nonspesifik bekerja dengan cara mengenali dan menyerang segala macam antigen yang masuk ke dalam tubuh. Pertahanan tubuh nonspesifik terbagi menjadi dua, yaitu eksternal dan internal. Seperti apa perbedaannya?
1. Pertahanan Nonspesifik Eksternal
Pertahanan nonspesifik eksternal adalah pertahanan tubuh yang paling luar dan tugasnya melindungi agar antigen tidak masuk ke dalam tubuh. Contohnya, kulit, membran mukosa atau selaput lendir, dan kelenjar air mata.
Seperti yang kamu tahu, kulit merupakan bagian terluar tubuh, sehingga kulit bisa berperan sebagai penghalang antigen. Sementara itu, membran mukosa merupakan lapisan yang melapisi bagian dalam organ tubuh, seperti saluran pernapasan dan pencernaan. Nah, membran mukosa ini dapat menghasilkan lendir yang akan memerangkap antigen, sehingga antigen itu nggak bisa masuk ke sel-sel tubuh.
Kalau kelenjar air mata beda lagi, nih. Kelenjar air mata berperan untuk menghasilkan air mata, yang juga termasuk ke dalam pertahanan nonspesifik eksternal, karena air mata berfungsi membersihkan mata dari segala macam partikel asing yang masuk ke mata.
2. Pertahanan Nonspesifik Internal
Pertahanan nonspesifik internal adalah pertahanan tubuh yang akan bekerja jika ada antigen yang bisa menembus pertahanan nonspesifik eksternal.
Pertahanan nonspesifik internal melibatkan aktivitas sel darah putih, seperti:
a. Neutrofil dan makrofag untuk fagositosis atau ‘memakan’ antigen dan patogen berbahaya
b. Eosinofil untuk menghancurkan patogen multiseluler seperti cacing
c. Sel NK (Natural Killer) untuk membunuh sel yang terinfeksi, serta sel mast yang terlibat dalam inflamasi (peradangan)
Eh, peradangan itu seperti apa sih? Peradangan adalah tanggapan atau respon tubuh terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat dicirikan dengan adanya pembengkakan, demam, bisul, maupun gatal-gatal. Peradangan ini difasilitasi oleh senyawa sitokin yang dihasilkan makrofag dan juga histamin yang dihasilkan sel mast.
Sitokin berfungsi untuk memanggil sel darah putih seperti neutrofil ke lokasi inflamasi. Sementara histamin berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, sehingga memudahkan sel darah putih untuk menembus dinding kapiler darah. Oh iya, adanya histamin ini juga menjadi penyebab kenapa bagian yang bengkak biasanya terasa gatal.
Nah, kalau ternyata antigen yang menyerang kita berhasil menembus sistem pertahanan tubuh nonspesifik, maka saatnya kita panggil hero yang selanjutnya nih, yaitu sistem pertahanan tubuh spesifik!
Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik
Sistem pertahanan tubuh spesifik adalah pertahanan tubuh yang bekerja jika antigen berhasil masuk ke dalam cairan ataupun sel tubuh.
Sistem pertahanan tubuh spesifik terbagi menjadi pertahanan spesifik seluler dan pertahanan spesifik humoral.
Baca juga: Macam-Macam Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
1. Pertahanan Spesifik Seluler
Pertahanan spesifik seluler adalah pertahanan tubuh yang menyerang antigen yang telah menginfeksi sel tubuh. Aktor utama yang terlibat adalah limfosit T. Limfosit T dibentuk di sumsum tulang, namun dimatangkan di kelenjar timus. Ada tiga jenis limfosit T lho, apa aja tuh?
Jenis-jenis Limfosit T:
a. Limfosit T sitotoksik → menghancurkan sel yang terinfeksi antigen
b. Limfosit T helper → mengaktivasi limfosit T sitotoksik
c. Limfosit T memori → mengingat antigen yang pernah menyerang tubuh
Untuk dapat bekerja, sel T helper perlu diaktivasi oleh APC (Antigen Presenting Cell). APC berfungsi menyajikan fragmen antigen di permukaan selnya. Ketika fragmen antigen ini berikatan dengan reseptor sel T helper, maka sel T helper akan teraktivasi.
Sel T helper yang sudah teraktivasi kemudian dapat mengaktivasi sel T sitotoksik. Sel T sitotoksik lalu akan menghancurkan sel yang terinfeksi.
Bersamaan dengan itu, ketika sel T helper maupun sel T sitotoksik teraktivasi, sebagian akan berubah menjadi sel T memori yang akan mengingat antigen untuk mempercepat respons pertahanan spesifik seluler.
2. Pertahanan Spesifik Humoral
Pertahanan spesifik humoral adalah pertahanan tubuh yang menyerang antigen yang ada di cairan tubuh (darah dan cairan limfa). Aktor utama yang berperan adalah limfosit B.
Limfosit B dibentuk dan dimatangkan di sumsum tulang belakang. Limfosit B dapat diaktivasi langsung oleh antigen untuk berubah menjadi sel B plasma dan sel B memori.
Sel B plasma berfungsi untuk menghasilkan antibodi. Antibodi adalah protein yang berfungsi mengikat dan menonaktifkan antigen. Tiap antibodi hanya bisa mengikat antigen yang spesifik.
Sel B memori berfungsi untuk mengingat antigen sehingga mempercepat produksi antibodi.
—
Itu tadi penjelasan lengkap tentang sistem pertahanan tubuh pada manusia, baik yang spesifik, maupun yang nonspesifik. Sekarang, kamu udah tahu ya, kalau tubuh kita itu ternyata keren banget karena punya beberapa tahap pertahanan supaya kita nggak gampang sakit. Nah, kalau kamu mau pertahanin status kamu jadi juara kelas, jangan lupa belajar di ruangbelajar, ya!
Referensi:
Irnaningtyas & Istiadi, Y. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikullum 2013 Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sumber Gambar:
GIF ‘Oprah Crying’ [Daring], Tautan: https://tenor.com/view/oprah-crying-oprah-crying-gif-12072896 (Diakses: 18 Desember 2020)
Artikel ini pertama kali ditulis oleh Syifa Chaerunnisa dan telah diperbarui oleh Kenya Swawikanti pada 26 Mei 2022.