Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks Laporan | Bahasa Indonesia Kelas 12
Squad masih ingat nggak apa itu teks laporan? Saat kamu kelas 10, pastinya belajar dong cara membuat teks laporan hasil observasi. Kalau kamu lupa, bisa baca-baca lagi deh materinya. Kenapa harus baca-baca lagi? Artikel kali ini akan membahas tentang teks laporan juga Squad. Kita akan sama-sama belajar membedakan fakta dan opini dalam teks laporan.
Jangan bilang kamu nggak tahu atau lupa pengertian fakta dan opini. Dalam sebuah laporan, fakta merupakan kejadian yang nyata, sungguh-sungguh terjadi, dan diketahui oleh semua orang. Adapun opini merupakan gagasan atau pendapat yang dikemukakan dan bersifat subjektif.
Sekarang, kamu simak baik-baik ya teks laporan berikut ini yang diambil dari Kompas (Februari 2006 dengan perubahan).
Contoh Teks Laporan
Buku Jendela Ilmu
Berdasarkan survei dan laporan dari Human Development Report (UNDP) tahun 2005, nilai human development index (HDI) bangsa Indonesia sangat rendah, yaitu sebesar 0,697. Hal ini menyebabkan Indonesia menempati peringkat ke-110 dari 174 negara. Hal ini berarti bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara. Standar hidup dan kualitas hidup bangsa Indonesia masih rendah. Hal ini berdampak pula pada tingkat budaya masyarakatnya, termasuk budaya membaca. Kenyataan ini memperlihatkan adanya kompleksitas persoalan yang menyelimuti bangsa Indonesia. Salah satu penyebab rendahnya kualitas hidup bangsa Indonesia salah satunya karena pengetahuan masyarakat masih rendah. Pengetahuan masyarakat rendah karena budaya membaca masyarakatnya rendah.
Membangun budaya baca bukan sekadar menyediakan buku atau ruang baca, melainkan juga membangun pemikiran, perilaku, dan budaya dari generasi yang tidak suka membaca menjadi generasi yang suka membaca. Dari sana, kreativitas dan transfer pengetahuan dapat berlangsung dan berkembang secara intensif.
Walaupun perkembangan teknologi informasi sangat pesat, buku tetap menjadi media yang tak terkalahkan. Kemajuan sebuah bangsa bukan berasal dari melihat atau mendengarkan, melainkan dari membaca catatan-catatan, literatur, dan berkas-berkas tertulis. Oleh karena budaya membaca sangat penting bagi kemajuan bangsa di satu sisi dan kompleksitasnya persoalan yang melingkupi budaya membaca di sisi yang lain, sudah saatnya semua pihak, baik pemerintah, agamawan, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, maupun dunia perbukuan, memberikan kepedulian yang lebih bagi tumbuhnya budaya membaca. Pendirian taman-taman bacaan di berbagai tempat, penerjemahan buku-buku asing yang bermutu, penyediaan buku-buku murah yang terjangkau, serta keteladanan tokoh masyarakat dalam membaca dan menulis buku merupakan langkah strategis bagi pemberdayaan budaya baca masyarakat.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah upaya kita untuk memulai tradisi baru dalam menghargai seseorang dengan buku. Kalau selama ini orang sangat tidak asing dengan ungkapan katakan dengan bungauntuk melambangkan keakraban dan kasih sayang, ungkapan katakan dengan buku dapat dijadikan sebuah momentum untuk menggugah kesadaran kita agar selalu membaca dan menelurkan karya-karya agung sebagai monumen peradaban manusia.
—
Coba, dari contoh teks laporan tadi, kira-kira ada di mana kalimat yang berisi fakta dan di mana kalimat yang berisi opini?
Hmmm.. (Sumber: giphy)
Pembahasan Teks Laporan
Berdasarkan survei dan laporan dari Human Development Report(UNDP) tahun 2005, nilai human development index (HDI) bangsa Indonesia sangat rendah, yaitu sebesar 0,697 dan menempati peringkat ke-110 dari 174 negara. Hal ini berarti bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara bahkan ASEAN.
Yups. Tepat sekali. Teks tersebut berisi fakta. Kenapa? Itu karena di dalam teks tersebut terdapat hasil laporan dari Human Development Report. Fakta itu kan salah satunya dicirikan dengan adanya hasil sebuah data penelitian yang pastinya bisa dipertangungjawabkan.
Baca Juga: Perbedaan Buku Fiksi dan Nonfiksi
Sekarang bandingkan dengan kutipan teks berikut.
Oleh karena budaya membaca sangat penting bagi kemajuan bangsa di satu sisi dan kompleksitasnya persoalan yang melingkupi budaya membaca di sisi yang lain, sudah saatnya semua pihak, baik pemerintah, agamawan, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, maupun dunia perbukuan, memberikan kepedulian yang lebih bagi tumbuhnya budaya membaca.
Teks tadi merupakan sebuah opini. Kamu tahu di mana titik perbedaannya dengan fakta? Jika fakta menghadirkan sebuah data yang bisa dipertanggungjawabkan, maka opini hanya berupa pemikiran penulis laporan.
Opini dalam kutipan teks tersebut dinyatakan dengan “……sudah saatnya semua pihak, baik pemerintah, agamawan, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, maupun dunia perbukuan, memberikan kepedulian yang lebih bagi tumbuhnya budaya membaca.” Ada sebuah saran yang diberikan penulis tentang kepedulian dari budaya membaca.
Nah, itulah pembahasan tentang fakta dan opini dalam teks laporan. Ingin belajar Bahasa Indonesia dengan seru dan menyenangkan? Daftar sekarang yuk di ruangbelajar!
Referensi:
Maryanto dkk. 2015. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas 12. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
Artikel diperbarui 3 Agustus 2022.