Seberapa Penting Belajar dengan Interaksi? Yuk Diskusi!
Artikel ini menjelaskan tentang penting atau tidak, sih, pembelajaran yang sifatnya interaktif? Lalu, seperti apa pengaruhnya? Spoiler jawaban: penting.
—
Teknologi membuat kita bisa mengakses apapun.
Artikel, pelajaran, segala ilmu pengetahuan yang gak pernah kita bayangkan sebelumnya. Kita jadi jauh, jauh lebih mandiri. Apa yang mau kita ketahui, bisa kita dapatkan secara langsung dengan tangan sendiri.
Kasarnya, sekarang kita bisa guampang banget tahu apa yang mau kita tahu.
Kelihatannya enak banget kan?
Tapi, hal gampang ini punya masalah lain.
Pertama, informasi yang ada jumlahnya buanyak banget. Salah-salah, kita bisa tergelincir ke dalam ombak informasi yang gak jelas. Hasilnya? Antara kejebak hoax, atau malah menyelami informasi-informasi yang sebetulnya tidak penting-penting amat buat kita. Atau dengan kata lain, ya, ngabisin waktu untuk orang yang salah informasi yang salah. Huhuhu.
Kedua, kita sendirian.
Bayangin kamu ada di samudera luas dengan lautan informasi. DI atas perahu besar, kamu pengin menjala ilmu, tetapi kamu sendirian. Kamu gak punya siapa-siapa untuk diajak diskusi. Ketika sudah mendapatkan informasi itu, ya udah, kamu konsumsi sendiri, tanpa ada orang yang membantu mengasah otakmu dari ilmu tersebut.
“Emang apa, sih, fungsinya orang itu? Gue mah introvert. Lebih suka ngapa-ngapain sendiri!”
Tunggu dulu, Fulgoso. Pertama, cerna, deh, kata-kata pak Einstein ini:
Ya, menjadi seorang pembelajar bukan berarti sekadar mengumpulkan fakta-fakta. Tapi, bagaimana kita bisa mengasah pikiran kita untuk jadi lebih baik.
Sekarang, bayangkan kamu sedang berada di kelas. Saat itu pelajaran fisika. Gurumu menyerocos, menulis, dan mencoret angka-angka di papan tulis. Sambil menghadap papan, dia menjabarkan teori-teori keren, lalu menurunkan suatu rumus. Guru itu, keliatannya passionate banget sama fisika.
Tapi, apa yang kita lakukan?
Geletak di meja. Menguap. Gatau kenapa, suasananya membosankan dan kita jadi mengantuk. Si bapak, sih, keliatan banget antusias sama apa yang dia omongin. Sayangnya, dia asiknya gak bagi-bagi.
Hal kayak gini bahkan terjadi juga sewaktu kelas online kayak sekarang. Gurunya, sih, asik-asik aja ngejelasin lewat Zoom. Tapi, kayak ada feel yang bikin nggak seru. Gatau kenapa, “kayak nggak nyambung aja.” Alhasil, pembelajaran jadi gak maksimal.
Tenang, pengalaman ini nggak cuma kamu doang kok yang ngerasain. Bahkan Profesor Fisika di Harvard School Engineering and Applied Science, Eric Mazur, mengakui ini.
Dia bilang, sewaktu mengajar, guru suka asik sendiri karena saking passionate-nya sama bahan yang diajarkan. Tapi dia lupa mempertanyakan ini ke diri sendiri, “Apa murid saya juga suka ya?”
Begitu dia ngecek seisi kelas, ternyata banyak yang tidur.
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Jawab: gak ada interaksi.
Seperti kisahmu yang sendirian berburu informasi di tengah laut. Atau seperti kisahmu belajar online yang ngerasa “gak nyambung dan boring”. Tanpa interaksi, apa yang kita pelajarin gak akan maksimal. Makanya, sebetulnya penting banget keberadaan interaksi saat melakukan pembelajaran.
Baca juga: Jangan Sampai Salah, Ini Cara Belajar yang Efektif Menurut Penelitian
Inilah mengapa Richard Feynman, bapak-bapak ahli fisika itu, menyuruh kita belajar dengan cara mengajar (iya, kamu gak salah baca). Tujuannya, ya, supaya kita punya orang lain untuk berdiskusi, dan memberikan feedback kepada kita. Kurang lebih menurut Feynman, sih, kamu dianggap menguasai suatu materi, kalau sudah bisa menjelaskan materi tersebut dengan bahasa gampang yang bisa dimengerti orang lain.
Lalu, kalau kondisinya udah gak ada interaksi, apa yang bisa kita lakukan?
Sebagai pembelajar, kita bisa kasih masukan ke guru untuk membuat suasananya jadi interaktif. Ingat, ya, interaktif ini tujuannya untuk menimbulkan diskusi yang seru. Supaya pelajarannya gak datang satu arah aja. Belajar bukan lagi tentang si sumber ajar yang mengirimkan informasi ke pembelajar. Tapi keduanya harus saling berinteraksi. Terlibat. Terkoneksi. Jangan juga ngandalin guru aja kalau dari kamunya emang gak punya motivasi belajar. Ketika gurunya udah asyik dan ngajak kamu seru-seruan bareng, eh kamunya malah “males duluan”.
Interaksi ini penting supaya, kata Einstein tadi, kita bisa train our mind to think.
Gini deh. Kalau kamu ngerasa minta request ke guru terlalu gak mungkin buat dilakukan, ada cara lain yang lebih gampang. Sisihin waktu di luar jam belajar untuk ngobrolin topik yang dipelajarin tadi ke temen-temenmu. Lalu, praktekin, deh, cara belajarnya Richard Feynman. Kalo pengin tahu lebih detail, kamu bisa cek artikel ini ya.
Coba, dong, kita diskusi di kolom komentar. Kamu punya pengalaman kayak gini gak? Menurut kamu, penting nggak adanya interaksi ketika belajar? Kalau punya cara atau metode lain yang pernah dipakai untuk meningkatkan gairah belajar juga share aja ya! Biar kita bisa sama-sama ngerasain serunya belajar!
Nah, kalau kamu pengin punya pengalaman belajar online yang interaktif, have fun, dan bikin belajar jadi seru, coba, deh, Brain Academy Online! Di sana, kamu akan mendapatkan live teaching interaktif yang asik dengan Star Master Teacher!
Referensi:
Anderson, Jill. 2014. The Benefit of Interactive Learning [daring] Tautan: https://www.gse.harvard.edu/news/14/11/benefit-interactive-learning (diakses pada 7 Januari 2021).
Sumber foto:
Foto ‘Albert Einstein’ [daring] Tautan: https://insidetheperimeter.ca/einstein-storyteller/ (diakses pada 7 Januari 2021.