Bagaimana Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Indonesia Saat Ini?
Artikel ini membahas tentang sistem pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia.
—
Sejak COVID-19 menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia, pemerintah bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui internet. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko penyebaran virus Corona, terutama pada anak-anak. Kegiatan PJJ sudah diberlakukan sejak bulan April 2020 sampai saat ini.
Dilansir dari laman covid19.go.id, terdapat beberapa daerah yang masih berada di zona merah, yaitu memiliki resiko tinggi terhadap penularan COVID-19. Daerah lain didominasi dengan warna oranye, menunjukkan resiko penularan virus Corona dalam tingkat sedang. Sedangkan zona kuning menandakan tingkat resiko rendah, dan zona hijau artinya tidak ada kasus.
Peta Zona COVID-19 (Sumber: covid19.go.id)
Khusus bagi zona kuning dan hijau, pemerintah kembali memperbolehkan pembelajaran tatap muka. Lain halnya dengan daerah yang masih memiliki resiko penyebaran dalam tingkat sedang hingga tinggi, keduanya harus mematuhi aturan untuk tetap belajar secara daring.
Pembelajaran Jarak Jauh tentunya tidak serta merta berjalan mulus. Ada banyak hambatan yang terjadi dalam pelaksanaannya. Baik guru maupun siswa harus beradaptasi dengan model belajar “darurat” seperti ini. Lantas, bagaimana situasi Pembelajaran Jarak Jauh selama 7 bulan terakhir?
Bekasi, Jawa Barat.
Jumlah kasus: 8426 terkonfirmasi (per tanggal 20 November 2020)
Sistem belajar: Full Online (daring)
Rara, karyawan swasta di Bekasi harus membagi waktunya untuk WFH sekaligus mendampingi anaknya saat belajar daring. Menurutnya, PJJ cukup menyita waktu dikarenakan tugas yang diberikan banyak. Selain itu, guru tidak melakukan tanya jawab, melainkan hanya memberikan materi dan latihan soal di grup WhatsApp.
Kendala lainnya adalah kurangnya konsentrasi anak. Hal ini dikarenakan banyaknya gangguan saat belajar di rumah, seperti: ajakan main dari teman sebaya atau gadget. Oleh sebab itu, Rara harus berusaha ekstra membujuk anaknya supaya mengerjakan tugas yang diberikan.
Setiap dua minggu sekali, Rara membawa tugas-tugas yang sudah dikerjakan anaknya untuk dikumpulkan ke salah satu perwakilan murid untuk dinilai oleh wali kelas.
Bekasi, Jawa Barat.
Jumlah kasus: 8426 terkonfirmasi (per tanggal 20 November 2020)
Sistem belajar: Full Online (daring)
Allysa, siswa kelas 9 di salah satu SMP di kota Bekasi beranggapan bahwa PJJ membuat dirinya kesulitan dalam memahami konsep pelajaran. Setiap hari, ia diharuskan untuk mengerjakan tugas yang diberikan lewat grup WhatsApp. Materi pelajaran dijelaskan lewat video yang diunggah di akun Instagram TV sekolah. Akan tetapi, hingga saat ini tidak ada ruang diskusi maupun tanya jawab seputar pelajaran di akun Instagram sekolahnya.
Baginya, hal ini cukup mengganggu, dikarenakan banyaknya materi yang belum dikuasai sementara tugas yang diberikan terus menumpuk. Untuk mengatasi hal ini, ia mengandalkan internet untuk mencari alternatif penjelasan dan jawaban yang belum dimengerti.
Meskipun pembelajaran dilakukan secara daring, akan tetapi Allysa diharuskan untuk mengumpulkan tugas ke sekolah. Setiap minggunya, Allysa membawa tugas-tugas yang sudah dikerjakan untuk dinilai oleh guru.
DKI Jakarta
Jumlah kasus: 8444 terkonfirmasi (per tanggal 20 November 2020)
Sistem belajar: Full Online (daring)
Di Jakarta, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) juga tetap diberlakukan mengingat jumlah kasus COVID-19 yang terus meningkat setiap harinya. Dzulfikar, salah satu siswa di sebuah MTS, memperoleh materi pelajaran melalui situs e-learning milik sekolahnya.
Lewat situs e-learning tersebut, ia juga dapat mengumpulkan tugas yang diberikan. Dirinya juga mendapat kesempatan untuk bertanya maupun berdiskusi jika merasa kurang paham dengan materi yang diberikan. Tanya jawab dilakukan via WhatsApp atau Zoom dengan guru yang bersangkutan.
Hambatan yang terjadi saat PJJ adalah kurangnya konsentrasi dan banyak gangguan, Dzulfikar mengaku sering tertidur saat pelajaran berlangsung.
Tangerang, Banten.
Jumlah kasus: 11.694 terkonfirmasi (per tanggal 20 November 2020)
Sistem belajar: Full Online (daring)
Reni, siswi SMA di kota Tangerang bercerita bahwa sekolahnya belum mengizinkan kegiatan belajar secara tatap muka (luring). Bahkan, sesi MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) dilakukan via online. Reni hanya dibolehkan datang ke sekolah untuk mengambil seragam.
Materi pelajaran disampaikan lewat video YouTube dan slide Powerpoint yang diberikan setiap guru. Sayangnya, tidak semua guru membuat video sebagai bahan mengajar. Reni merasa kesulitan jika harus memahami konsep pelajaran dengan bermodalkan slide Powerpoint saja. Oleh sebab itu, ia bersama teman-temannya berinisiatif untuk mengadakan diskusi jika belum paham dengan materi yang diberikan.
Di samping itu, ia sangat menyayangkan tenggat waktu (deadline) pengumpulan tugas yang sebentar.
“Semoga gurunya lebih berbaik hati deh karena ga semua murid bisa ngumpulin tugas sebanyak itu dalam waktu yang cepat,” ungkapnya.
Pengumpulan tugas dilakukan dengan submit via aplikasi Google Classroom atau mengirimkan email. Reni juga merasa materi yang diberikan saat belajar berbeda dengan soal yang diujikan saat ulangan.
“Semoga cepet sekolah offline deh, ulangan online ga asik banget. Banyak yang disalahin padahal benar dan ga sesuai sama materi,” ujar siswi kelas 10 IPA ini.
Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Jumlah kasus: 3405 kasus (per tanggal 20 November 2020)
Sistem belajar: Full Online (Daring)
Di wilayah lain seperti Bogor, sistem belajar juga masih dilakukan secara daring. Semua materi pelajaran disampaikan melalui aplikasi Zoom dengan slide Powerpoint yang bisa diakses oleh siswa. Di akhir sesi pembelajaran, terdapat diskusi antara guru dan murid tentang materi yang belum dipahami.
Pengumpulan tugas dilakukan dengan menggunakan aplikasi Google Classroom. Akan tetapi, deadline dan jumlah tugas yang diberikan tidak seimbang, sehingga siswa merasa terburu-buru dalam mengerjakan. Hal ini juga dikeluhkan oleh Afwan, siswa kelas 11 IPA.
“Hambatan saat PJJ biasanya tugas yang sangat banyak dan deadline yang sangat cepat. Mudah-mudahan bisa belajar di sekolah seperti dulu lagi,” tuturnya.
Kesimpulannya, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) belum berjalan secara optimal. Beberapa siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep pelajaran, karena tidak semua guru melakukan live teaching. PJJ juga mengandalkan banyak aplikasi saat proses belajar hingga pengumpulan tugas, sehingga kurang efisien.
Untuk mewujudkan iklim belajar yang efisien dan menyenangkan, Ruangguru memiliki produk terbaru yaitu ruangkelas. Lalu, apa sajakah fitur yang ditawarkan dalam ruangkelas?
- Pemberian bahan materi dari guru maupun yang sudah tersedia di aplikasi
- Live teaching
- Student Submission, siswa dapat mengumpulkan tugas dalam bentuk DOCS, PDF, dan video hingga 100mb.
- Analisis Nilai
- Chatroom, untuk berdiskusi dengan siswa
Ruangkelas adalah one stop learning system yang cocok untuk diterapkan pada situasi pandemi seperti saat ini. Dengan adanya ruangkelas, kegiatan belajar menjadi lebih praktis dan menyenangkan!
Pembelajaran Jarak Jauh [Daring]
Tautan: https://nasional.kompas.com/read/2020/09/03/10063201/kilas-balik-pembelajaran-jarak-jauh-akibat-pandemi-covid-19 (diakses tanggal 19 November 2020)
Zona COVID-19 [Daring]. Tautan: https://covid19.go.id/peta-sebaran (diakses tanggal 19 November 2020)
Jumlah Kasus Bekasi [Daring]. Tautan: https://corona.bekasikota.go.id/ (diakses tanggal 19 November 2020)
Jumlah Kasus Jakarta [Daring]. Tautan: corona.jakarta.go.id (diakses tanggal 20 November 2020)
Jumlah Kasus Bogor [Daring]. Tautan: http://www.covid19.kotabogor.go.id/ (diakses tanggal 20 November 2020)
Jumlah Kasus Tangerang [Daring].
Tautan: https://covid19.tangerangkota.go.id/ (diakses tanggal 20 November 2020)
Sumber Foto:
Peta Zona COVID-19 [Daring]. Tautan: www.covid19.go.id (diakses tanggal 20 November 2020)