Apa Hubungannya Mobilitas Penduduk dengan Mudik? | Geografi Kelas 11
Nggak terasa sebentar lagi hari kemenangan segera tiba. Sudah siap-siap untuk mudik lebaran, Squad? Jangan lupa siapkan fisik, kendaraan dan uang tentunya untuk membeli keperluan di perjalanan. Inget ya saat mudik, keselamatan menjadi hal yang paling penting.
—
Jangan seperti ini ya, utamakan keselamatan saat berkendara (Sumber: capangker.com)
Mudik merupakan momen untuk kembali ke kampung halamannya merayakan hari raya bersama keluarga setelah sibuk mencari nafkah di ibu kota. Mudik biasanya dilakukan pada waktu yang hampir bersamaan oleh ribuan bahkan jutaan penduduk Indonesia, maka dari itu kemacetan terjadi di mana-mana. Bahkan kamu bisa lihat langsung kepadatan arus mudik lewat liputan khusus mudik di televisi.
Tapi kamu tahu tidak, kalau mudik itu ada hubungannya dengan mobilitas penduduk lho. Kira-kira bagaimana ya hubungannya? Keep scrolling!
Baca Juga: Luas dan Batas Wilayah Indonesia
Nah, sebelumnya kamu harus tahu dulu apa itu mobilitas penduduk? Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari daerah ke daerah lain. Yap, mudik biasanya dilakukan dari ibu kota ke kampung halaman seperti ke Solo, Tuban, Jember, Lampung dan lain-lain. Jadi, orang yang mudik sama dengan melakukan mobilitas penduduk, Squad.
Squad, perlu diketahui juga kalau mobilitas penduduk ada jenis-jenisnya lho, antara lain:
1. Mobilitas Vertikal
Gerakan penduduk untuk meningkatkan status sosial. Contohnya, nanti setelah kamu lulus dari SMA melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan hingga memperoleh gelar sarjana. Akhirnya, nanti kamu dapat bekerja sesuai dengan keahilan kamu atau bahkan bisa menjadi direktur di suatu perusahaan ternama.
2. Mobilitas Horizontal
Gerakan penduduk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dalam jangka waktu tertentu melewati batas wilayah tertentu seperti batas wilayah provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dan sebagainya.
Hayo, kira-kira mudik masuk mobilitas yang jenis apa ya? Berdasarkan penjelasan di atas mudik dari ibu kota ke daerah lain hanya untuk mengunjungi keluarga dan merayakan lebaran bersama dapat dikategorikan sebagai mobilitas horizontal, guys.
Oh iya, kamu sadar tidak jika setiap tahunnya orang yang datang ke ibu kota lebih besar daripada jumlah pemudik pasca lebaran. Biasanya sebagian pemudik membawa teman, kerabat, atau tetangga untuk mengadu nasib di kota. Nah, dalam bahasan ini disebut sebagai faktor sentifugal.
Faktor sentifugal adalah kekuatan yang mendorong penduduk untuk meninggalkan daerahnya seperti kurangnya kesempatan kerja, dan lain-lain. Padahal untuk mendapat pekerjaan dibutuhkan keahlian, kemampuan dan pendidikan yang mumpuni untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melakukan hal-hal berikut ini:
1. Pemerataan pembangunan antarwilayah sehingga penduduk tidak terkonsentrasi pada salah satu wilayah
2. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi diseluruh wilayah Indonesia
3. Pembangunan industri di luar Pulau Jawa yang mempunyai potensi sumber daya alam
4. Penyebaran penduduk ke daerah-daerah perbatasan antarnegara dan daerah tertinggal serta pulau-pulau kecil terluar
5. Pemerataan persebaran penduduk melalui kerjasama antardaerah.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai hubungan mudik dengan mobilitas penduduk. Wah tenyata dari hal-hal sekitar kita, kita bisa belajar berbagai hal ya, termasuk mudik.
Kalau kamu pengen belajar lebih banyak lagi, yuk berlangganan ruangbelajar sekarang juga! Selain geografi, kamu juga bisa akses materi-materi pelajaran lain yang dikemas dengan video-video animasi seruuu! Jadi tunggu apalagi? Download sekarang juga!