Pesan Kasih untuk Guru: “Guru, Pembangun Peradaban Baru”
6 Agustus 1945 – 9 Agustus 1945
Terdengar berita memilukan yang menyayat hati setiap jiwa. Hiroshima dan Nagasaki, dua kota di Jepang itu telah dijatuhi bom atom yang menewaskan 75 ribu jiwa. Seketika, pemandangan kota menjadi hitam, penuh dengan kepulan debu dan asap. Sunyi, sepi, hingga terdengar suara yang memecah keheningan,
Itulah pertanyaan pertama yang terlontar dari Kaisar Hirohito, pimpinan Jepang saat itu. Para jenderal pun bingung mendengar pertanyaan Kaisar Hirohito. Mengapa guru yang pertama kali ditanyakan?
Itulah jawaban dari Kaisar Hirohito. Dengan bertumpu pada kekuatan guru, tak sia-sia usaha Jepang membangun peradaban baru. Tak butuh waktu lama untuk Jepang bisa pulih kembali menjadi negara adidaya.
Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas, dalam bukunya, Islam and Secularism (Kuala Lumpur, ISTAC, 1993), menjelaskan peran utama guru adalah untuk menghasilkan manusia-manusia beradab. Siapakah manusia beradab itu?
Manusia beradab adalah manusia yang kenal akan Tuhannya, tahu akan dirinya, dan bisa mengembangkan potensinya untuk memberikan manfaat pada sekitarnya. Manusia beradab mengerti bagaimana menempatkan sesuatu sesuai dengan aturan, takaran, dan tempatnya.
*****
Guru bukan hanya berperan sebagai pengajar di kelas, tetapi juga mempunyai tanggung jawab yang lebih besar kepada muridnya. Guru diharapkan dapat melakukan inovasi-inovasi pendidikan yang bisa menyelamatkan negeri ini dari ketertinggalan di bidang pendidikan. Sama seperti Jepang, besar harapan negeri ini kepada para guru, agar tercipta generasi-generasi penerus tanah air yang berkualitas.
Yuk, baca cerpen Pesan Kasih untuk Guru lainnya dengan klik link Pesan Kasih Untuk Guru
Mau menjadi guru yang bisa memajukan anak-anak di Indonesia? Yuk, gabung menjadi guru privat di ruangles!