Kenapa sih Suhu di Gunung Lebih Dingin? | Fisika Kelas 11
Di gunung suhunya dingin banget! Tahukah kamu kenapa bisa dingin begitu? Artikel Fisika Kelas XI ini akan menjawabnya.
—
Seusai lebaran seperti sekarang ini, kamu mungkin ingin kembali jalan-jalan setelah sebulan penuh menjalani puasa. Bagi kamu yang anak gunung, mungkin juga sudah punya gunung incaran untuk didaki dalam waktu dekat.
Anak gunung pasti tahu kalau suhu di perkotaan dengan suhu di puncak gunung sangat berbeda. Jangankan di perkotaan deh, suhu di kaki gunung saja beda banget dengan suhu di puncaknya. Sudah optimis sejak dari pos pertama untuk bisa sampai di puncak, eh, belum sampai puncak sudah kedinginan.
Mana kadang pemandunya suka ngeselin, kan. Pas kita tanya, “Puncak masih jauh, bang?”
Dengan santainya, mamang pemandu cuma nengok ke arah kita sambil senyum terus bilang, “Itu di depan. Sebentar lagi.”
Tiga jam kemudian, ternyata masih setengah jalan dari puncak. Yhaaa. Mantap, mank.
Sebel. (Sumber: GIPHY)
Kembali ke bahasan awal, tahu nggak kenapa, sih, suhu di puncak gunung malah justru lebih dingin? Bukannya jarak ke matahari semakin dekat jika kita naik ke puncak gunung yang tinggi? Ya, walaupun nggak sejengkal dari kepala kita juga, sih. Karena kalau begitu, kita bukan di gunung, tapi di padang Mahsyar.
Matahari sudah terik, cuaca cerah, seharusnya semakin tinggi kita mendaki gunung suhunya menghangat nggak, sih? Tapi kenyataan berkata lain, yang dirasakan malah terpaan angin dingin menyelimuti tubuh kita. Kenyataan kadang memang pahit dingin.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Matahari Menghilang?
Awalnya padahal rencana mau foto-foto di puncak gunung, nggak tahunya baru sadar kalau salah bawa jaket. Bukannya jaket khusus buat naik gunung yang bisa melindungi tubuh dari suhu dingin, yang dibawa malah jaket Dilan.
Nah, biar kalau naik gunung punya obrolan yang bernuansa ilmiah, kita cari tahu dulu yuk apa itu suhu dan kenapa suhu di puncak gunung bisa dingin banget.
Ngobrol di gunung. (Sumber: GIPHY)
Dalam fisika, suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda atau zat. Suhu diukur dengan menggunakan alat yang dikenal sebagai termometer.
Satuan suhu dalam Sistem Internasional (SI) adalah Kelvin (K), tetapi secara umum di dunia timur, termasuk Indonesia, menggunakan satuan Celcius (°C) dalam kehidupan sehari-hari. Satuan-satuan internasional ini dibuat karena sebelum ditemukannya termometer, manusia mengukur suhu hanya dengan indera peraba, membuat angka suhu yang didapatkan masih bersifat subjektif.
Misalnya dalam mengukur suhu air. Seseorang yang sudah tinggal lama di pegunungan mungkin akan merasa air di sana baik-baik saja, adem, suhunya normal. Tapi, ketika ada orang kota yang ingin mandi dengan air di pegunungan, mereka akan merasa kedinginan. Nah, orang pegunungan dan orang kita ini tentu punya persepsi yang berbeda tentang suhu air tersebut, kan.
Tapi, setelah melakukan riset bertahun-tahun, beberapa ilmuwan berbeda merumuskan masing-masing perhitungan satuan suhunya yang lebih objektif, mulai dari Celcius, Kelvin, Fahrenheit, hingga Reamur.
Kembali lagi ke pembahasan mengenai puncak gunung yang dingin. Sebenarnya, nilai jarak suatu tempat di bumi dari matahari nggak berpengaruh sama sekali dengan panas atau dinginnya suatu tempat tersebut, lho.
Bayangkan saja, jarak dari bumi ke matahari adalah sekitar 149.600.000.000 meter, sementara jarak dari puncak gunung (dalam contoh ini adalah Gunung Merbabu) ke permukaan air laut hanya sekitar 3.145 meter, jarak yang masih belum bisa dikatakan dekat dengan Matahari.
Penyebab utama kenapa suhu di puncak gunung sangat dingin bila dibandingkan dengan suhu di perkotaan (atau dataran rendah) adalah tekanan udara. Tapi, sebelum kita ke penjelasan utama, kenalan dulu dengan si tekanan udara ini saja kali, ya. Biar lebih mashook.
Baca Juga: Mengatasi Tekanan Hidup dengan Rumus Fisika
Jadi, udara diketahui memiliki massa walaupun sangat kecil. Akan tetapi, dengan jumlah udara yang sangat banyak, massa udara nggak bisa dianggap kecil lagi. Di bumi kita, ada yang namanya gravitasi, yang menarik udara ini ke bawah sehingga dikenal namanya berat.
Berat udara inilah yang akan menekan permukaan bumi sehingga timbul tekanan udara. Dengan kata lain, tekanan udara adalah besarnya berat udara pada satu satuan luas bidang tekan (dalam hal ini permukaan bumi).
Di dataran rendah atau di ketinggian permukaan laut, tekanan udara sangat tinggi. Di kondisi dengan tekanan udara yang tinggi itu, ada begitu banyak molekul udara yang bergerak cepat dan saling bertabrakan satu sama lain, yang mana fenomena tersebut pada akhirnya menciptakan suhu panas.
Nah, hal itu berbeda jika kita berada di puncak gunung yang tinggi. Semakin tinggi kita dari permukaan laut, maka tekanan udaranya semakin rendah. Pada kondisi dengan tekanan udara yang rendah ini, molekul udara akan bergerak lebih lambat, sehingga tidak ada tabrakan antarmolekul udara yang terjadi. Hasilnya, tercipta lebih sedikit panas, suhu akan terasa lebih dingin.
Gimana, Squad. Sekarang sudah tahu dong kenapa suhu di puncak gunung malah lebih dingin? Walaupun berada di puncak gunung yang tinggi, pada dasarnya kita masih berada di planet bernama Bumi, nggak serta-merta berjarak lebih dekat dengan Matahari tuh. Kalau kamu tertarik belajar suhu lebih jauh, langsung buka ruangbelajar deh. Penjelasan di sana akan sangat menarik lewat video belajar beranimasi.