Revolusi Tiongkok: Latar Belakang, Proses Terjadinya Revolusi & Dampak | Sejarah Kelas 11
Kalau kamu belajar tentang Peradaban Tiongkok Kuno, kamu akan mengetahui tentang sejarah dinasti-dinasti yang memimpin Tiongkok sejak era Sebelum Masehi. Tapi kira-kira, kapan ya dinasti Tiongkok yang dikenal kuat itu runtuh? Apakah ada hubungannya dengan Revolusi Tiongkok? Yuk simak penjelasannya pada artikel Sejarah Kelas 11 berikut ini!
—
“Belajarlah sampai ke Negeri Tiongkok”, kamu pasti pernah mendengar kutipan itu, kan, guys? Pepatah itu muncul karena Tiongkok telah dianggap sebagai “pusat dunia” sejak zaman dulu.
Meski Tiongkok telah menjadi “negara besar” sejak lama, bukan berarti Tiongkok tidak pernah dalam kondisi terpuruk.
Masa-masa terjadinya revolusi Tiongkok mungkin menjadi salah satu masa buruk yang pernah dialami Tiongkok. Kita cari tahu yuk bagaimana Revolusi Tiongkok terjadi dan apa penyebabnya!
Latar Belakang Revolusi Tiongkok
Revolusi Tiongkok (Revolusi Xinhai atau ada juga yang menyebut Revolusi Cina), adalah revolusi yang berhasil mengganti kekuasaan Dinasti Qing pada 1911 dengan bentuk pemerintahan Tiongkok menjadi republik.
Revolusi Tiongkok disebabkan dari dua faktor nih, ada faktor internal dan faktor eksternal. Tapi kita bahas berdasarkan kronologinya aja ya. Ini dia penyebab-penyebabnya:
A. Perlawanan atas Dominasi Asing
1. Perang Candu I dan II
Kedatangan bangsa-bangsa Barat mulanya diawali dengan perdagangan. Kamu ingat apa yang diperjualbelikan di Indonesia? Yap, bener banget, rempah.
Keadaan ini berbeda dengan Tiongkok, karena yang menjadi komoditi adalah opium atau candu! Komoditas ini dipilih karena mendatangkan keuntungan yang besar bagi Inggris.
Sebetulnya, mengonsumsi bahan ini telah dilarang oleh Kaisar karena menimbulkan dampak yang buruk. Meski begitu, pihak Inggris tetap memaksa untuk memperjualbelikan komoditas ini. Duh, kok maksa, sih…
Akhirnya, Kaisar memutuskan untuk menghentikan perdagangan tidak sehat itu.
Ilustrasi Perang Candu atau sering disebut dengan Opium War. (Sumber: britannica.com).
Akibat larangan tersebut, Inggris memberi perlawanan dengan mengirim armada angkatan laut dan berhasil menguasai kota pelabuhan Hongkong, Kanton, Xiamen, Ningbo, Fuzhou, dan Shanghai. Tiongkok pun terpaksa mengakui keunggulan Inggris dengan menandatangani Perjanjian Nanking pada 1842.
Ternyata perangnya tidak berhenti sampai di situ. Pada 1856-1860 terjadi Perang Candu II antara Dinasti Qing dengan Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis.
Penyebabnya karena bangsa barat berambisi untuk memperluas wilayah kekuasaan ke Tiongkok. Penyebab lainnya adalah karena Tiongkok menghentikan kapal The Arrow milik Inggris. Untuk mengakhiri perang, muncullah perjanjian Perjanjian Tientsin pada Juni 1858.
Intinya, dalam Perang Candu, Tiongkok mengalami kekalahan ya ges ya.
2. Invasi Jepang
Tahukah kamu kalau Tiongkok dan Jepang terlibat dalam perang selama setahun? Tepatnya 1894-1895, perang ini disebabkan karena Pemberontakan Donghak. Perlu jadi catatan, pemberontakan ini terjadi di Korea, bukan Tiongkok, guys.
Pemberontakan dilakukan oleh petani-petani Korea yang marah dan pengikut agama Donghak, suatu agama panteisme yang dipandang sebagai ideologi politik. Mereka marah karena dibuat hukum palsu bagi mereka untuk membangun waduk, padahal tujuannya hanya untuk mendapatkan pajak. Akhirnya, para petani mengamuk dan pemerintah Korea yang ketakutan meminta bantuan pada Dinasti Qing (Tiongkok).
Ilustrasi Pemberontakan Donghak. (Sumber: discoveered.wordpress.com).
Setelah Tiongkok mengirimkan bantuan, Jepang marah karena posisi Jepang saat itu sedang menguasai Semenanjung Korea. Tiongkok dianggap tidak menghormati Jepang karena mengirim bantuan untuk Korea tanpa meminta izin Jepang.
Akhirnya perang tidak bisa dihindari. Tiongkok mengalami kekalahan dalam perang ini dan harus menandatangani Perjanjian Shimonoseki pada 19 Maret 1895. Akibatnya, Tiongkok harus menyerahkan Pulau Formosa (Taiwan) kepada Jepang.
—
Eits, sebelum lanjutin kisah tentang Revolusi Tiongkok, misal kamu tertarik lebih dalam dengan materi sejarah nih, kamu boleh loh belajar langsung bareng tutor yang keren-keren dari Ruangguru Privat Sejarah!
Belajar nggak cuma menyenangkan, tapi kamu juga bakal diajari konsepnya sampai paham! Para pengajar di Ruangguru Privat juga sudah terstandarisasi kualitasnya, loh. Kamu juga bisa pilih nih, mau diajarkan secara langsung (offline) atau daring (online). Fleksibel, kan? Untuk info lebih lanjut, cuss klik link berikut!
B. Perlawanan dari Dalam
Selain menghadapi perlawanan atas dominasi asing, Tiongkok harus menghadapi perlawanan dari dalam, yaitu rakyatnya sendiri. Di antaranya adalah:
1. Pemberontakan Taiping (1850-1864)
Pemberontakan ini adalah perang saudara di Tiongkok yang berlangsung dari tahun 1850 hingga 1864. Terjadi antara Dinasti Qing yang dipimpin oleh suku Manchu dan gerakan milenarianisme Kristen dari Kerajaan Surgawi Perdamaian.
2. Pemberontakan Nian (1851-1868)
Pemberontakan Nian merupakan pemberontakan senjata. Meski gagal menjatuhkan Dinasti Qing, pemberontakan ini menyebabkan kekacauan dalam berbagai aspek.
3. Pemberontakan Panthay (1856-1873)
Pemberontakan ini adalah gerakan separatis yang terdiri dari suku Hui dan Muslim Tiongkok yang menentang Dinasti Qing di Yunnan barat daya. Gerakan ini muncul sebagai bagian dari gelombang ketidakpuasan etnis.
(Sumber: lostfootsteps.org)
4. Gerakan Boxer (1900-1901)
Gerakan Boxer merupakan pemberontakan terhadap kekuasaan asing di sektor perdagangan, politik, agama, dan teknologi. Boxer memulai aksinya sebagai gerakan antiasing, antiimperialis, dan merupakan pergerakan berdasarkan petani di Tiongkok utara.
Mereka menyerang orang asing yang membangun jalur kereta api dan melanggar Feng Shui, dan juga orang Kristen yang dianggap bertanggung jawab untuk dominasi asing di Tiongkok.
C. Ajaran San Min Chu I
Nah, di samping beberapa latar belakang yang sudah dibahas, ada satu penyebab khusus yang menjadi tonggak dari meletusnya revolusi Tiongkok, yaitu adanya ajaran San Min Chu I yang diperkenalkan oleh Sun Yat-Sen.
San Min Chu I secara garis besar mengajarkan tentang min tsen atau nasionalisme, min chu atau demokrasi, dan min sheng atau sosialisme. Ajaran ini kemudian menjadi nilai dasar dari Revolusi Tiongkok.
Baca Juga: Sejarah Revolusi Amerika dan Dampaknya pada Dunia | Sejarah Kelas 11
Proses Terjadinya Revolusi Tiongkok
Pada 10 Oktober 1911, Revolusi Tiongkok dimulai dengan adanya Pemberontakan Wuchang yang dilakukan oleh golongan revolusioner. Sebenarnya, pemberontakan ini didasari pada protes terhadap krisis kereta api, tapi malah berubah jadi gerakan perlawanan kepada Dinasti Qing yang menuntut turunnya Kaisar Dinasti Qing.
Tuntutan terhadap turunnya Kaisar Dinasti Qing gak hanya diinisiasi oleh rakyat, tapi golongan militer yang tidak pro permerintah juga turut melawan.
Pada 1 Januari 1912, Sun Yat-Sen diangkat sebagai presiden. Republik Tiongkok dianggap mulai berdiri pada tanggal tersebut. Tapi, wilayahnya hanya di Tiongkok bagian selatan aja ya ges. Karena Tiongkok bagian utara masih dikuasai oleh Dinasti Qing.
Akhirnya, pada 12 Februari 1912, Revolusi Tiongkok pun usai setelah kaisar terakhir Dinasti Qing, yaitu Kaisar Puyi, mengundurkan diri sebagai Kaisar Tiongkok. Selanjutnya, Yuan Shih Kai ditunjuk sebagai pemimpin baru Tiongkok Utara.
Terus Sun Yat-Sen gimana?
Beliau mengundurkan diri sebagai presiden, guys. Soalnya, Yuan Shih Kai hanya ingin memerintah dan menyatukan Tiongkok bagian selatan dan Tiongkok bagian utara jika dia yang menjadi presiden.
Nah, setelah Yuan Shih Kai wafat pada 1916, Tiongkok kembali dipimpin oleh Sun Yat-Sen.
Tapi, pada 1929–1949, di Tiongkok terjadi perebutan kekuasaan antara Partai Kuo Min Tang yang didirikan oleh Sun Yat-Sen dan berpaham nasionalis (saat itu tokoh utamanya adalah Chiang Kai-shek) dengan Partai Kung Chang Tang yang berpaham komunis (saat itu tokoh utamanya adalah Mao Zedong).
Mao Zedong berhasil memenangkan perlawanan sehingga pada 1949 ia mendirikan Republik Rakyat Tiongkok yang berpaham komunis sedangkan Chiang Kai Shek mendirikan negara Taiwan. Akibatnya, paham komunis semakin berkembang, terutama di Asia.
Baca Juga: Revolusi Rusia: Latar Belakang, Proses, dan Dampaknya | Sejarah Kelas 11
Dampak Revolusi Tiongkok
Revolusi Tiongkok berdampak pada menyebarnya semangat menentukan nasib sendiri. Revolusi Tiongkok secara tidak langsung memperlihatkan people power atau kekuatan rakyat dalam menggulingkan Dinasti Qing. Hal ini sejalan juga dengan Revolusi Prancis yang menegaskan bahwa kekuasaan raja atau kaisar tidak bersifat mutlak.
Baca Juga: Revolusi Prancis: Sejarah, Penyebab, dan Dampaknya pada Dunia | Sejarah Kelas 11
Tidak hanya berhenti di situ saja, revolusi ini juga menginspirasi negara-negara lain untuk merdeka dan berdaulat.
Hal ini terlihat dari diadopsinya ajaran San Min Chu I dari Sun Yat-Sen oleh negara-negara lain, teruma yang masih berstatus dijajah. Ajaran tentang nasionalisme, demokrasi, dan sosialisme ini memberikan semangat kemerdekaan, termasuk Indonesia lho, guys!
Melalui ajaran San Min Chu I, Indonesia terinspirasi untuk melawan kolonialisme dan menentukan nasib bangsanya sendiri, hingga berujung pada kemerdekaan!! Yeayyyy~
—
Akibat dari peristiwa-peristiwa di atas, akhirnya Tiongkok belajar melalui Revolusi Tiongkok. Saat ini, kamu bisa lihat Tiongkok menjadi salah satu negara adidaya di dunia, ‘kan? Baiknya memang kita harus belajar dari kesalahan di masa lalu, guys. Kamu bisa memelajari materi ini lewat video di Ruangbelajar.
Referensi:
Rengganik. (2009) Prinsip Minsheng. FIB UI. [Daring]. Tautan: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127464-RB06R114p-Prinsip%20Minsheng-Pendahuluan.pdf (Diakses: 25 Oktober 2020)
Chan, Mei. Bab I Revolusi Cina. [Daring]. Tautan: https://www.academia.edu/8577469/BAB_I_REVOLUSI_CINA (Diakses: 25 Oktober 2020)
Sumber Foto:
Foto ‘Ilustrasi Pemberontakan Panthay’ [Daring]. Tautan: https://lostfootsteps.org/en/history/panthay-rebellion-of-1872
Foto ‘Ilustrasi Pemberontakan Donghak’ [Daring]. Tautan: https://discoveered.wordpress.com/2020/10/01/pemberontakan-petani-donghak-gagalnya-reformasi-gabo/amp/
Foto ‘Ilustrasi Perang Candu atau sering disebut dengan Opium War’ [Daring]. Tautan: https://www.britannica.com/topic/Opium-Wars
(Artikel ini diperbarui oleh Laras Sekar Seruni)