Apa Itu Depresi? Kenali Gejala, Penyebab & Cara Mengatasinya
Apa itu depresi? Yuk kenali fakta seputar depresi meliputi gejala, penyebab, dan cara mengatasinya!
—
“Eh Bid, ayok jadi mabar, nggak? Kok, lesu banget!”
“Nggak dulu deh, gue lagi depresi.”
“Eh, depresi kenapa, tuh? Cerita dong sini.”
“Tadi mau lari pagi gitu bareng temen, eh tapi taunya ujan. Nggak jadi lari deh kita.”
“Oalah.. itu mah bete doang kali.”
Hmm, siapa nih yang pernah ngerasa depresi kayak Abid di atas? Kalo menurut kamu, Abid itu benar-benar lagi depresi atau engga, ya? Kalo kamu mengalami percakapan yang serupa dengan teman kamu, apa yang bakal kamu lakukan?
Nah, buat kamu yang sering denger istilah depresi, tapi belum paham apa makna di baliknya, nggak usah bingung, ya. Yuk, simak pembahasan lengkapnya mengenai apa itu depresi dan maknanya berikut ini!
Apa Itu Depresi?
Arti depresi adalah sebuah gangguan kesehatan mental yang secara negatif mempengaruhi perasaan, pola pikir, dan perilaku seseorang. Depresi dapat menyebabkan suasana hati yang terus menerus merasa sedih dan tertekan, sehingga menyebabkan turunnya produktivitas dalam kegiatan sehari-hari.
Kalo menurut kamu, yang Abid rasakan di atas dapat dikatakan sebagai depresi atau enggak? Jawabannya belum tentu, ya.
Salah satu hal yang paling sering menyebabkan kebingungan adalah mengalami depresi berbeda dengan merasa sedih atau kecewa. Semua orang pasti pernah merasa sedih atau kecewa. Namun, tidak semua orang yang mengalami hal ini dikatakan mengidap depresi, ya.
Saat kamu merasa sedih, kamu dapat menghilangkan rasa sedih tersebut dengan banyak hal, bukan? Netflix-an bareng teman, makan makanan favorit, jalan-jalan ke tempat baru, semua hal itu bisa membuat kamu merasa lebih baik. Tapi, lain halnya untuk orang yang mengidap depresi.
Seseorang dapat dikatakan mengidap depresi apabila telah mendapat diagnosis dari dokter atau psikiater. Apabila mengidap depresi, seseorang dapat mengalami kesedihan dan kekecewaan mendalam yang dapat berlangsung hingga berminggu-minggu. Ketika melakukan hal yang biasa disukai, belum tentu hal itu dapat mengatasi depresi.
Baca juga: Benarkah Journaling Baik bagi Kesehatan Mental?
Gejala Depresi
Seperti yang sudah disebutkan di atas, depresi dapat mempengaruhi perasaan, pola pikir, dan perilaku seseorang. Hal inilah yang menyebabkan depresi memiliki berbagai macam gejala, dari yang ringan hingga ke gejala yang berat. Salah satu gejala yang paling umum adalah seseorang dapat menjadi tidak tertarik melakukan hal yang biasa dia suka atau melakukan hobinya apabila mengidap depresi.
Gejala lain selain gejala tersebut adalah perubahan nafsu makan, tidur terlalu sering atau terlalu jarang, gangguan konsentrasi, perasaan sedih atau bersalah yang terus menerus, kehilangan energi, kegelisahan, kesulitan melakukan aktivitas dasar, dan masih banyak lagi. Gejala-gejala secara signifikan dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk bekerja, bermain, dan bersosialisasi.
“Waduh, kalo aku ngerasain gejala kayak gitu, berarti aku mengalami depresi, dong?”
Eits, jangan self-diagnose, ya! Seperti yang sudah aku bilang sebelumnya, depresi adalah penyakit yang perlu diagnosis dari dokter atau psikiater. Jadi, belum tentu kamu mengidap depresi, ya. Menurut pedoman psikiatri, seseorang yang mengalami 5 atau lebih dari gejala depresi selama minimal 2 minggu, dapat bertemu dokter untuk menjalani tes.
Baca Juga: Jangan Samakan, Ini 5 Perbedaan Psikolog dan Psikiater
Penyebab Depresi
Apa yang menyebabkan depresi? Keadaan depresi ini bisa dipicu banyak hal. Dikutip dari Alodokter, penyebab depresi bisa berasal dari faktor genetik, hormonal, dan zat kimia pada otak. Selain itu, faktor pemicu depresi lainnya juga bisa terjadi karena adanya peristiwa traumatis, tekanan batin, hingga pola pikir yang salah.
Fakta Seputar Depresi
“Kalo aku, keluarga, atau temanku beneran depresi gimana, dong?”
Nah, kalo memang benar kamu atau orang di sekitarmu ternyata mengalami depresi, jangan takut, ya. Depresi merupakan kondisi medis yang dapat diatasi dan diobati. Pengobatan dapat berupa terapi, maupun konsumsi obat-obatan. Namun, untuk lebih jelasnya, kamu harus konsultasikan ke dokter atau psikiater, ya!
Menurut World Health Organization (WHO), depresi adalah penyakit mental yang cukup umum. Diperkirakan sekitar 5% populasi orang dewasa mengidap depresi. Jadi, apabila kamu atau orang di sekitarmu ada yang mengidap depresi, nggak usah malu, ya.
“Kalo aku punya keluarga atau teman yang sepertinya mengalami depresi, aku harus gimana?”
Apabila kamu mengenal seseorang yang mungkin mengalami depresi, hal yang bisa kamu lakukan adalah secara perlahan mendorongnya untuk menemui dokter atau psikiater dan menjalani pengobatan. Jangan berusaha sendiri untuk menyembuhkan teman kamu, ya. Karena tentunya yang lebih baik adalah orang yang berkualifikasi.
Bagi orang yang mengalami depresi, hal-hal kecil dapat menjadi hal yang berat dan sulit dilakukan. Kamu mungkin dapat membantu dengan menjadi pendengar yang baik, dan membantu mereka untuk mendapat pengobatan. Misalnya, kamu bisa membantu mencarikan kontak dokter atau psikiater yang tepat, membuatkan daftar gejala yang dirasakan teman kamu untuk diberikan ke dokter, dan hal lainnya untuk mempermudah mereka mendapat pengobatan.
Baca juga: 9 Macam Gangguan Mental, Apakah Kamu Salah Satunya?
Kalo keluarga atau teman kamu yang mengalami depresi merasa malu untuk berobat dan menjalani perawatan, bantu ingatkan bahwa depresi adalah kondisi medis, layaknya diabetes dan patah tulang.
Depresi bukanlah tanda seseorang lemah atau beban, dan depresi tidak bisa hanya diterima saja dan nanti akan baik-baik saja. Kan kalo ada orang patah tulang, nggak mungkin kan kita bilang “udah biarin aja, ntar juga gapapa”? Begitu juga dengan depresi, pengidapnya juga berhak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang tepat, ya.
Kesimpulannya, depresi adalah sebuah penyakit yang dapat mengganggu produktivitas kita dan mempengaruhi hidup kita secara negatif. Namun, kita sebagai manusia harus bisa menghilangkan stigma negatif mengenai depresi, sehingga orang yang mengidapnya tidak perlu malu untuk mendapat pengobatan dan perawatan yang tepat.
Gimana, menarik juga ya pembahasan kali ini. Jadi mulai sekarang kalo kamu lagi bete atau sedih, jangan bilang kamu lagi depresi ya, bilang aja yaa, lagi bete gitu. Kan omongan adalah doa, masa kita doain diri kita sendiri sakit 🙁
Kalo kamu mau tahu lebih banyak lagi fakta seru lainnya, kamu bisa langsung cek di ruangbelajar, ya! Di ruangbelajar, kamu bisa belajar materi sekolah kamu atau materi lain yang topiknya seru banget, tapi disajikan dengan video animasi, loh! Jadi pastinya nggak bakal bosen belajarnya, deh!
Referensi
Farrel, H.M. ‘What is Depression?’, 15 Desember 2015 [daring]. Diakses pada: https://ed.ted.com/lessons/what-is-depression-helen-m-farrell#digdeeper (7 Desember 2021)
American Psychiatric Association, ‘What is Depression?’, Oktober 2020 [daring]. Diakses pada: https://www.psychiatry.org/patients-families/depression/what-is-depression (7 Desember 2021)
WHO, ‘Depression’, 13 September 2021 [daring]. Diakses pada: https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/depression (7 Desember 2021)