Jalur Rempah Nusantara: Pengertian, Sejarah, dan Pengaruhnya | Sejarah Kelas 10
Artikel Sejarah Kelas 10 ini membahas tentang Jalur Rempah, mulai dari pengertian, sejarah, hingga pengaruhnya. Yuk simak pembahasannya lengkapnya!
—
Kalau misalnya kalian pergi ke pasar atau penjual sayur di dekat rumah, coba tanya deh ke penjualnya, “apakah ada cengkeh, lada, dan biji pala?”. Jika ada, maka kalian sedang memegang barang mewah yang harganya mahaaalll banget di masa lalu. Bahkan semangkuk biji pala atau cengkeh, harganya bisa senilai dengan emas. Kebayang ga tuh gimana mahalnya…
Emang kenapa sih dengan cengkeh, lada, dan biji pala? Kenapa bisa mahal banget?
Nah, jadi cengkeh, lada, dan pala itu adalah contoh dari rempah-rempah yang tumbuh di Indonesia. Sejak ratusan tahun yang lalu, rempah-rempah itu udah diperjualbelikan di kepulauan kita. Kota-kota pelabuhan penghasil rempah di Indonesia dahulu menjadi tujuan pedagang mancanegara yang melintasi jalur perdagangan yang disebut jalur rempah. Bentar bentar, apa itu jalur rempah? Dan kenapa jalur ini kayaknya penting dalam sejarah Indonesia?
Ayo kita bahas lebih lanjut sejarah jalur rempah! Let’s go!
Apa yang Dimaksud Jalur Rempah?
Kalau misalnya ada pertanyaan “Apa yang dimaksud dengan jalur rempah?”, kita harus paham dulu nih pengertian jalur rempah. Jalur rempah adalah rute-rute perdagangan di kepulauan Indonesia yang memiliki kekayaan alam berupa rempah. Tapi dulu namanya belum Indonesia ya, kita bisa sebut namanya Nusantara. Nah jadi jalur rempah Nusantara ini menghubungkan perdagangan antarpulau yang memiliki pelabuhan dan komoditas hasil buminya masing-masing.
Emang pulau-pulau apa aja sih yang disebut pulau rempah? Yuk kita simak!
Pulau Penghasil Rempah di Nusantara
Pulau-pulau penghasil rempah di Nusantara itu ada banyak. Beberapa di antaranya adalah Kepulauan Maluku, Kepulauan Banda, dan Nusa Tenggara. Pulau-pulau ini saling terhubung satu sama lain dan membentuk sebuah jaringan perdangangan.
Peta jalur rempah Nusantara dan pulau-pulau penghasil rempah. (Sumber: asset eksklusif Ruangguru)
Kepulauan Maluku
Wilayah Kepulauan Maluku meliputi beberapa gugusan pulau. Dua pulau yang paling besar adalah Pulau Halmahera dan Pulau Seram. Tapi, kota pelabuhan sekaligus kerajaan terkuat di daerah ini tuh Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore. Dua kerajaan ini memiliki daerah pengaruh yang luas dan kedudukan yang sama kuat. Baik masyarakat maupun pemerintah kerajaan Ternate dan Tidore memanfaatkan potensi alam mereka dengan aktif dalam perdagangan dan ekonomi pelabuhan.
Sampai sekitar tahun 1700-an, pulau-pulau Maluku merupakan penghasil cengkeh utama di dunia. Cengkeh merupakan rempah-rempah yang memiliki aroma wangi dan dapat dijadikan sebagai bumbu masakan dan minuman. Ga heran di masa lalu cengkeh termasuk rempah-rempah yang dicari oleh pedangang di berbagai wilayah. Termasuk ketika para pelaut Eropa menjelajah dunia untuk mencari rempah-rempah, jadi titik terjauh perdagangan rempah di jalur rempah adalah Kepulauan Maluku.
Kepulauan Banda
Kepulauan Banda memiliki tiga pulau utama, yaitu pulau Banda, Neira, dan Run. Sampai dengan tahun 1600-an, buah pala yang beraroma harum merupakan tumbuhan endemik yang hanya tumbuh di Kepulauan Banda. Buah pala ini menghasilkan dua jenis rempah-rempah, yaitu bunga pala dan biji pala. Keduanya biasanya dijadiin bumbu masakan dan pengharum ruangan.
Kenapa sih pohon pala cuma tumbuh di Banda?
Secara lingkungan, kepulauan Banda ini unik dan spesial banget nih gaes. Tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur karena ada gunung apinya, serta suhu pulaunya teratur karena diapit oleh angin musim hujan dan panas dari laut terbuka tanpa penghalang. Nah, pohon pala cocok banget tuh dengan lingkungan kayak gitu.
Masyarakat Banda ngerti banget potensi alamnya ini. Makanya mereka memanfaatkan kekayaan alam ini sebagai sumber ekonomi untuk mereka.
Kepulauan Nusa Tenggara
Cendana merupakan rempah-rempah yang tumbuh di pulau-pulau di Kepulauan Nusa Tenggara, misalnya Pulau Timor dan Pulau Flores. Masyarakat Nusa Tenggara sudah terbiasa untuk melakukan perdanganan cendana dengan pedagang mancanegara karena cendana inilah yang menjadi komoditas utama dari masyarakat Timor dan Flores.
Nah, beda sama jenis rempah yang lainnya kayak cengkeh dan pala yang berupa buah, cendana ini merupakan kulit kayu yang dikeringkan. Makanya istilah yang umum dikenal sebagai jenis rempah adalah kayu cendana atau dalam bahasa Inggris disebut sandalwood. Kayu cendana ini sifatnya wangi, sehingga dapat dijadikan sebagai pengharum ruangan dan juga parfum pakaian.
Pulau Sumatra dan Jawa bagian barat
Sebagian daerah di pulau Sumatra dan Jawa bagian barat menghasilkan lada atau merica. Meskipun lada berasal dari wilayah Asia lainnya seperti India, masyarakat Jawa bagian barat dan Sumatra juga terlibat dalam perdagangan lada yang tumbuh di wilayah mereka. Lada kemudian menjadi komoditas ekspor kota-kota pelabuhan penting di Jawa dan Sumatra, seperti Banten, Sunda Kelapa, dan Aceh.
Sebagai sebuah produk rempah, lada dapat menambah rasa pedas pada masakan dan obat-obatan. Apalagi kalau musim hujan atau musim dingin, masakan dan minuman yang dimasak dengan lada akan menghangatkan. Ga heran ya… Di kawasan Eropa yang dingin banget, lada menjadi rempah-rempah yang cukup laku di pasaran. Kalo menurut kamu lada emangnya dijadiin masakan apa ya?
Sejarah Jalur Rempah
Terus, gimana sih awal mula jalur rempah ini?
Nah, dalam sejarahnya, jalur rempah ini udah ada sejak masa praaksara dengan ditemukannya informasi dari naskah dan catatan perjalanan mengenai pemahaman rempah-rempah di Yunani dan wilayah Asia seperti India dan Arab. Dalam catatan bangsa-bangsa itu, udah disebutkan nih satu sampai dua jenis kata kunci yang menjadi indikasi adanya hubungan perdagangan dengan masyarakat Nusantara.
Baca Juga: Mengenal Aspek Ekonomi Pada Masa Praaksara | Sejarah Kelas 10
Misalnya saja pada tahun 400 Masehi, seorang pujangga India bernama Kalidasa menuliskan Dvipantara yang merupakan nama lain dari kepulauan Nusantara dalam salah satu karyanya.
Terus, emangnya ada gitu rempah yang ditemuin di daerah yang jauh banget dari Nusantara?
Ada dong! Kalo dari bukti secara fisik atau material, keberadaan rempah berupa cengkeh, sudah ditemukan oleh Renata Ligglett di kawasan Syria pada tahun 1982. Coba nih liat deh petanya…
Perbandingan jarak Maluku-Syiria. (Sumber: arsip penulis)
Waduh jauh juga yaa… Berarti cengkeh yang ditemuin itu udah lewatin perjalanan darat dan laut yang lamaaa banget dong. Ga heran deh ya, harganya pasti mahal. Temuan ini menjadi bukti arkeologis jalur rempah pada masa praaksara.
Pada masa-masa selanjutnya nih, sekitar tahun 500 sampai 1200-an, wilayah Nusantara berada dalam pengaruh kebudayaan Hindu dan Buddha. Jadinya negara atau kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara memiliki corak Hindu dan Buddha juga, seperti Sriwijaya, Medang, Kadiri, sampai Majapahit. Kerajaan-kerajaan ini paham betul potensi perdagangan jalur rempah, sehingga mereka mencoba untuk memanfaatkan jalur rempah ini untuk kegiatan ekonomi mereka.
Baca Juga: 13 Kerajaan Maritim Hindu-Buddha di Nusantara | Sejarah Kelas 11
Salah satu kerajaan yang kaya raya adalah Sriwijaya yang berhasil memanfaatkan jalur rempah sebagai sumber ekonomi bagi kerajaannya. Gimana nih cara supaya Sriwijaya bisa kaya raya? Kerajaan Sriwijaya bisa kaya dengan mengawasi dan melayani jalur perdagangan yang menghubungkan India di barat dan Cina di utara. Jadi, setiap pedagang yang melewati jalur rempah yang dikuasai Sriwijaya harus membayar uang pajak ke mereka.
Nah, terus kita lanjut nih ke masa selanjutnya, ketika Nusantara didominasi oleh kerajaan-kerajaan Islam. Pada masa ini juga masyarakat dan penguasa wilayah di Nusantara memanfaatkan dengan baik jalur rempah ini dan menjadi pemeran penting dalam perdagangan rempah dengan para pedagang Eropa. Sampai nanti pada tahun 1511, salah satu pelabuhan penting dalam jalur rempah yaitu kota Malaka jatuh ke tangan Portugis.
Baca Juga: Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia | Sejarah Kelas 11
Pengaruh dan Perkembangan Jalur Rempah
Selain dari aspek perdagangan dan ekonomi, apalagi sih pengaruh dari jalur rempah?
Pada masa praaksara, jalur rempah memiliki posisi penting dalam perkembangan kepercayaan dan kebudayaan di Nusantara. Kepercayaan seperti Hindu, Buddha, dan Islam besar kemungkinan masuk melalui aktivitas para pedagang India, Arab, dan Cina di rute jalur rempah untuk masuk ke wilayah kepulauan Nusantara. Bahkan kemudian pada sekitar tahun 1500 sampai 1600-an, agama Katolik dan Kristen juga masuk ke Nusantara melalui para pedagang Eropa seperti Spanyol, Portugis, dan Belanda.
Dengan kata lain, jalur rempah ini membentuk kebudayaan masyarakat di kepulauan Nusantara menjadi beragam atau kosmopolitan. Pelaut dan pedagang Eropa, India, dan Cina datang ke Indonesia dan melakukan pertukaran budaya antarbangsa. Jadi di sini kita bisa bilang ya, silang budaya dan interaksi internasional ini menegaskan pengaruh jalur rempah bagi Indonesia dan dunia.
Peta Jalur Rempah Dunia (Sumber: asset eksklusif Ruangguru)
Kemudian dari segi politik, jalur rempah pada masa Hindu Buddha membentuk satu cita-cita atau visi politik seorang raja bernama Kertanegara yang berkuasa di Kerajaan Singasari di Jawa sejak 1268 sampai dengan 1292. Kertanegara ngebayangin satu kesatuan pulau-pulau yang disebut dwipantara.
Tujuannya buat nunjukin hegemoni dan kekuasaan dari Kertanegara di Luar Jawa. Nama dwipa artinya pulau dan antara berarti terhubung, jadi dwipantara artinya pulau-pulau yang terhubung. Nama ini memiliki arti yang sama dengan nusantara.
Terus, apakah hubungan antara visi politik raja Kertanegara dan jalur rempah ini berhasil? Nah, visi dan gagasan mengenai kekuasaan di jalur rempah ini kemudian terus diwariskan ke keturunan-keturunan raja Kertanegara yang berkuasa di Kerajaan Majapahit.
Emang pengaruh politik jalur rempah sampai situ aja?
Oh tentu tidak. Seperti yang udah disampaikan sebelumnya, keberadaan jalur rempah ini terus berlanjut sampe dengan masa kerajaan Islam dari tahun 1400 sampai 1800-an atau abad ke-15 sampai 19. Pada masa ini juga, mulai datang para pedagang dari Eropa secara bertahap yang dimulai oleh Portugis dan Spanyol. Kedatangan para pedagang Eropa ini menjadi era baru bagi jalur rempah.
Interaksi kebudayaan antara masyarakat Nusantara dengan Eropa kemudian membentuk satu hubungan perdagangan yang disebut merkantilisme di Eropa. Ibaratnya kalo sekarang, rempah dan jalur rempah ini tuh jadi viral dan digemari di Eropa.
Baca Juga: Merkantilisme: Pengertian, Latar Belakang, Tokoh, dan Dampak| Sejarah Kelas 11
Di Nusantara sendiri, peningkatan ekonomi dan perdagangan ini menyebabkan munculnya pelabuhan-pelabuhan di pesisir. Udah gitu, kalangan pengusaha dan bangsawan di Nusantara mulai semakin kuat.
—
Gimana nih, penjelasan mengenai sejarah jalur rempah di Nusantara kali ini? Coba deh sekarang kita bayangin, kira-kira gimana ya pengaruh jalur rempah pada bidang teknologi dan pengetahuan dunia di masa lalu? Hmm… Menarik nih kalo dicari tau…
Kamu juga bisa konsultasi lebih dalam tentang jalur rempah bersama tutor-tutor yang sudah terstandarisasi kualitasnya lewat Ruangguru Privat Sejarah, lho! Kamu juga bisa pilih, mau ikut kelas offline atau online. Fleksibel, kan? Yuk cari tahu informasinya lebih lanjut dengan klik banner di bawah ini!