Hari Pahlawan: Mengenal 10 Pahlawan Indonesia yang Belum Banyak Dipublikasikan
Yuk, mengenal lebih dekat 10 pahlawan Indonesia yang belum banyak dipublikasikan, namun memiliki peran yang besar bagi kemerdekaan Indonesia! Kamu bisa tebak ada siapa saja?
—
Selamat Hari Pahlawan Nasional, teman-teman! Kamu tahu nggak sih, kenapa Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November? Jadi, pada tanggal 10 November 76 tahun yang lalu, terjadi pertempuran antara tentara Indonesia dengan pasukan Inggris di Kota Surabaya. Pertempuran pertama setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia ini menjadi pertempuran terbesar dalam sejarah revolusi nasional, lho!
Nah, bicara tentang hari pahlawan, ternyata ada beberapa pahlawan Indonesia yang masih belum banyak dipublikasikan, nih. Kali ini, kita akan bahas 10 di antaranya. Langsung aja yuk, kita mulai!
1. Malahayati (Lahir di Kesultanan Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam)
Malahayati (Sumber: kompasiana.com)
Perempuan hebat ini merupakan cucu dari putra pendiri Kerajaan Aceh Darussalam yaitu Sultan Ibrahim Ali Mughyat Syah. Pada tahun 1585-1604, Malahayati menjadi Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.
Kemudian, pada 11 September 1599, Malahayati memimpin sebanyak 2000 pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) untuk berperang melawan kapal-kapal serta benteng-benteng Belanda. Beliau juga membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Atas keberaniannya, Malahayati mendapat gelar Laksamana. Atas jasa-jasanya tersebut, pada tanggal 6 November 2017 lalu, Presiden Joko Widodo menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/TK/Tahun 2017.
2. Tan Malaka (Lahir di Minangkabau, Sumatera Barat)
Tan Malaka (Sumber: qerja.com)
Nama lengkapnya adalah Sutan Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka. Tan Malaka adalah sosok yang cerdas dan perhatiannya terhadap pendidikan kaum pribumi pun sangat tinggi. Beliau sempat bersekolah dan belajar di Belanda. Setelah kembali ke Indonesia, Tan Malaka mendirikan Sekolah Rakyat di Semarang. Di setiap kurikulumnya, terdapat semangat melawan penindasan dan perjuangan untuk mendapatkan hak sebagai manusia dan warga negara.
Baca juga: Yuk, Kita Mengenal 10 Tokoh Penting dalam Sumpah Pemuda & Perannya!
Beliau sempat beberapa kali mengevaluasi kondisi dan situasi Republik Indonesia setelah adanya Perjanjian Linggarjati (1947) dan Renville (1948). Atas kecerdasan pemikirannya, Tan Malaka ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden RI No. 53, yang kemudian ditandatangani Presiden Soekarno pada 28 Maret 1963.
3. Dewi Sartika (Lahir di bandung, Jawa Barat)
Dewi Sartika (Sumber: kompas.com)
Raden Dewi Sartika lahir dari keluarga ternama, sehingga sejak kecil, beliau sudah mendapatkan pendidikan dasar yang layak. Beliau merupakan pahlawan Indonesia yang bercita-cita mendirikan sekolah untuk kaum perempuan. Beliau merasa miris ketika melihat perempuan-perempuan pada saat itu buta aksara dan miskin ilmu pengetahuan. Berkat perjuangannya, akhirnya sekolah perempuan bernama Sekolah Isteri berhasil berdiri di Pendopo Kabupaten Bandung pada 16 Januari 1904.
Kemudian sekolah ini direlokasi sekaligus berubah nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri tahun 1910. Sekolah ini kemudian terus berkembang dan tersebar di seluruh Jawa Barat. Pada tahun 1912 sudah berdiri 9 sekolah dan terus bertambah satu di setiap kota maupun kabupaten pada tahun 1920. Selanjutnya sekolah itu berganti nama menjadi Sekolah Raden Dewi pada September 1929. Atas jasanya dalam memperjuangkan pendidikan, beliau diberi gelar penghargaan Orde van Oranje-Nassau (bintang emas) pada ulang tahun ke-35 Sekolah Kaoetamaan Isteri. Serta diakui sebagai pahlawan pada 1 Desember 1966.
4. Abdul Kadir (Lahir di Sintang, Kalimantan Barat)
Abdul Kadir (Sumber: https://kalbarprov.go.id/abdul-kadir.html)
Sejak muda, Abdul Kadir sudah mengabdi sebagai pegawai kerajaan Sintang dan ketika ayahnya wafat, beliau diangkat menjadi Kepala Pemerintahan Melawi. Kemudian, beliau berhasil mempersatukan suku Dayak dengan Melayu dan mengembangkan ekonomi daerah Melawi.
Saat Belanda ingin memperluas wilayah kekuasaan di Melawi tahun 1820-an, beliau segera membuat strategi peran ganda untuk menggagalkannya. Maksudnya, sebagai pejabat pemerintah Melawi, beliau tetap setia kepada Raja Sintang, secara otomatis juga harus setia pada pemerintah Belanda. Akan tetapi, diam-diam Abdul Kadir mengumpulkan kekuatan rakyat untuk melawan Belanda dengan mendirikan kesatuan-kesatuan bersenjata di Melawi juga sekitarnya.
Baca juga: Kardinah dan Roekmini, Pahlawan Perempuan yang (hampir) Dilupakan
Pada akhirnya terjadi gangguan keamanan terhadap Belanda. Akhhirnya terjadi pertempuran antara pasukan Belanda dengan pasukan Abdul Kadir. Beliau terus mengatur strategi perlawanan terhadap Belanda melalui berbagai informasi tentang rencana-rencana operasi militer pemerintah Belanda. Hingga di tahun 1999, dirinya dianugerahkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia Nomor 114/TK/Tahun 1999 tertanggal 13 Oktober 1999.
5. Sam Ratulangi (Lahir di Tondano, Sulawesi Utara)
Sam Ratulangi (Sumber: wikimedia.org)
Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi (Sam Ratulangi) adalah Gubernur pertama Sulawesi. Beliau juga orang Indonesia pertama yang menduduki jabatan guru di masanya. Sam Ratulangi pernah bersekolah di Jakarta, Belanda, dan Universitas Zurich, Swiss. Demi menaikkan taraf hidup rakyat Minahasa, Beliau berhasil menghapus kerja paksa (rodi), kemudian menyelenggarakan transmigrasi, juga mendirikan yayasan dana belajar.
Beliau juga merupakan aktivis kemerdekaan yang sangat keras melawan penjajahan Belanda dan Jepang. Beliau tidak ingin masyarakat Indonesia berada di bawah penguasaan penjajah. Demi mempertahankan Republik Indonesia, Gubernur Ratulangi membentuk badan perjuangan rakyat bernama Pusat Keselamatan Rakyat. Pemerintah pun menetapkan Ratulangi sebagai Pahlawan Nasional dan tiga kali dianugerahkan gelar Anumerta.
6. Johannes Leimena (Lahir di Ambon, Maluku)
Johannes Leimena (Sumber: wikimedia.org)
Beliau merupakan seorang dokter yang mendirikan Bandung Plan tahun 1951, setelah itu ditingkatkan menjadi Leimena Plan pada 1954. Karyanya ini kemudian menjadi cikal bakal PUSKESMAS. Leimena juga termasuk salah satu tokoh yang mempersiapkan Kongres Sumpah Pemuda. Sejak saat itu, perhatiannya terhadap pergerakan nasional semakin berkembang. Beliau pun menjadi Menteri Kesehatan terlama sepanjang 21 tahun dalam 18 kabinet yang berbeda. Dr. Johannes Leimena mendapat gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden No 52 TK/2010 pada tahun 2010.
7. Silas Papare (Lahir di Serui, Papua)
Silas Papare (Sumber: suaraserui.com)
Silas Papare berjuang menyatukan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Beliau pernah dipenjara karena terus mempengaruhi Batalyon Papua untuk terus memberontak Belanda. Saat menjadi tahanan di Serui, ternyata beliau bertemu dengan Sam Ratulangi yang sedang diasingkan oleh Belanda. Pertemuan dengan Sam Ratulangi membuatnya menjadi semakin yakin jika Papua harus bebas.
Baca juga: Selain Dokter, Siapakah Pahlawan di Masa Pandemi COVID19?
Saat aktif dalam Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB), beliau diminta Presiden Soekarno menjadi delegasi Indonesia di New York Agreement yang mengakhiri konflik antara Belanda dengan Indonesia perihal Irian Barat. Namanya pun diabadikan pada salah satu Kapal Perang Korvet kelas Parchim TNI AL KRI Silas Papare dengan nomor lambung 386. Selain itu, didirikan pula Monumen Silas Papare di dekat pantai dan pelabuhan Laut Serui. Di Jayapura, namanya diabadikan sebagai nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare. Sedangkan di Kota Nabire, nama Silas Papare dikenang dalam wujud nama jalan.
8. Maria Walanda Maramis (Lahir di Minahasa Utara, Sulawesi Utara)
Maria Walanda Maramis (Sumber: wikimedia.org)
Maria Walanda Maramis memiliki nama lengkap Maria Josephine Catherina Walanda Maramis. Maria yang lahir di Minahasa Utara ini merupakan salah satu pahlawan emansipasi wanita. Maria dianggap sebagai sosok pendobrak adat dan pejuang wanita di dunia politik dan pendidikan. Meskipun jasa beliau belum banyak diketahui oleh orang Indonesia, namun tidak demikian dengan masyarakat Minahasa. Setiap tanggal 1 Desember (hari kelahiran Maria), masyarakat Minahasa memperingatinya sebagai hari ibu Maria Walanda Maramis.
9. Martha Christina Tiahahu (Lahir di Nusa Laut, Maluku)
Martha Christina Tiahahu (Sumber: wikimedia.org)
Martha Christina Tiahahu merupakan salah satu pahlawan wanita yang ikut mengangkat bambu runcing dan terlibat dalam perang Indonesia. Martha terlibat dalam perang Pattimura yang berlangsung pada tahun 1817. Beliau dikenal sebagai gadis yang pemberani, tangguh, dan berani mengambil resiko. Atas perjuangannya, masyarakat Ambon membuat monumen sebagai simbol penghargaan untuk Martha.
10. Frans Kaisiepo (Lahir di Biak, Papua)
Frans Kaisiepo (Sumber: ikpni.or.id)
Terakhir, yaitu pahlawan yang ilustrasi wajahnya dikenang dalam lembaran uang sepuluh ribu rupiah, yakni Frans Kaisiepo. Frans adalah salah satu pahlawan yang berjuang mempertahankan persatuan dan kesatuan Indonesia. Beliau mengikuti kursus Pamong Praja di Jayapura yang salah satu pengajarnya adalah Soegoro Atmoprasodjo, yang merupakan mantan guru Taman Siswa. Sejak bertemu dengan beliau, jiwa kebangsaan Frans Kaisiepo semakin tumbuh dan kian bersemangat untuk mempersatukan wilayah Irian ke dalam NKRI. Setelah berhasil melawan penjajah, Frans Kaisiepo menjabat sebagai gubernur di Irian Barat hingga tahun 1973.
Itu dia sepuluh nama pahlawan nasional yang belum banyak dipublikasikan. Kamu pun bisa menjadi seperti mereka, lho! Caranya adalah dengan rajin belajar dan buatlah karya sebanyak-banyaknya. Nah, supaya belajarmu semakin seru, gabung di ruangbelajar, yuk!
Sumber Gambar:
Gambar ‘Laksamana Malahayati’ [Daring]. Tautan: https://www.kompasiana.com/primata/5e9fa821097f362fcc0aef63/semangat-laksamana-malahayati-semangat-kita-menghadapi-pandemi (Diakses: 8 November 2021)
Gambar ‘Tan Malaka’ [Daring]. Tautan: https://www.qerja.com/journal/view/792-7-pekerjaan-yang-pernah-dilakukan-tan-malaka (Diakses: 8 November 2021)
Gambar ‘Dewi Sartika’ [Daring]. Tautan: https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/173614179/raden-dewi-sartika-kehidupan-gagasan-dan-kiprahnya?page=all (Diakses: 8 November 2021)
Gambar ‘Abdul Kadir’ [Daring]. Tautan: https://direktoratk2krs.kemsos.go.id/pahlawannasional&sort-by=name&order-by=asc (Diakses: 8 November 2021)
Gambar ‘Sam Ratulangi’ [Daring]. Tautan: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/28/Sam_Ratulangi_IPPHOS.jpg (Diakses: 8 November 2021)
Gambar ‘Johannes Leimena’ [Daring]. Tautan: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6a/Johannes_Leimena.jpg (Diakses: 8 November 2021)
Gambar ‘Silas Papare’ [Daring]. Tautan: https://www.suaraserui.com/mengenal-sejarah-perjuangan-pahlawan-dari-timur-indonesia-silas-papare/ (Diakses: 8 November 2021)
Gambar ‘Maria Walanda Maramis’ [Daring]. Tautan: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/8/8d/Maria_Walanda_Maramis.jpg (Diakses: 8 November 2021)
Gambar ‘Martha Christina Tiahahu’ [Daring]. Tautan: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/af/Martha_Christina_Tiahahu.jpg (Diakses: 8 November 2021)
Gambar ‘Frans Kaisiepo’ [Daring]. Tautan: http://ikpni.or.id/pahlawan/frans-kaisiepo/ (Diakses: 8 November 2021)
Artikel ini telah diperbarui pada 10 November 2022.