Pengertian dan Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni | Sejarah Kelas 10

Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni

Artikel Sejarah Kelas X ini membahas sejarah sebagai ilmu dan seni mulai dari pengertian, ciri-ciri, dan contohnya.

 

Siapa dari kamu yang udah pernah ke Yogyakarta atau Magelang, kemudian berkunjung ke Candi Borobudur? Atau kalau belum pernah berkunjung ke sana, siapa yang tahu tentang Candi Borobudur?

Sekarang, aku mau mengajak kamu membayangkan sebuah masa ketika candi Borobudur sedang dibangun. Saat itu, penduduk Magelang dan sekitarnya bergotong royong membawa batuan andesit untuk disusun berdasarkan silpasastra*. Para silpin** turut mengukir relief dan membangun arca yang akan diletakkan di seantero candi.

Kemudian, ada seorang raja yang memantau pembangunan candi tersebut. Raja itu memang memiliki rencana besar untuk membangun tempat peribadatan bagi umat Buddha di Kerajaan Medang Mataram atau Mataram Kuno.

Baca Juga: Candi Borobudur: Sejarah, Relief, dan Bagian-bagiannya

Nah, kamu baru saja mempraktikan salah satu ciri dari sejarah sebagai ilmu dan seni. Wah!! Memang, apa sih yang dimaksud dengan sejarah sebagai ilmu dan seni? Lalu, apa saja ciri-cirinya? Yuk kita simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut ini!

 

Pengertian Sejarah Sebagai Ilmu

Jadi, sejarah dapat dikatakan sebagai ilmu karena ia menjadi sumber-sumber pengetahuan tentang apa yang terjadi pada masa lampau.

Peristiwa pada masa lampau itu disusun secara sistematis menggunakan metode kajian ilmiah. Untuk apa menggunakan kajian ilmiah? Hal itu dikarenakan sejarah akan berpengaruh pada masa-masa yang akan datang, maka sangat perlu untuk mendapatkan kebenarannya.

Sebagai ilmu, sejarah merupakan ilmu yang memiliki fungsi besar dalam meneliti dan menyelidiki kejadian-kejadian apa saja atau peristiwa apa saja yang dialami oleh manusia serta masyarakat pada masa lampau.

Dalam melakukan penelitian sejarah, penguasaan metode ilmiah sangat diperlukan, tidak bisa asal dalam melakukan penelitian sejarah. Ini karena semua yang ditemukan kemudian akan menjadi sebuah ilmu yang menentukan kondisi pada masa-masa selanjutnya.

 

Karakteristik atau Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Ilmu

Menurut Kuntowijoyo, ada lima karakteristik yang menjadikan sejarah dapat dikatakan sebagai ilmu, yaitu:

 

1) Bersifat Empiris 

Empiris merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “empiro”, artinya adalah perjalanan manusia. Bisa dibilang, empiris  artinya  berdasarkan pengalaman. Maka, sejarah harus berdasarkan dari pengalaman manusia yang terjadi pada masa lampau. 

Semua pengalaman yang terjadi kemudian direkam dalam peninggalan serta dokumen sejarah, yang kemudian diteliti oleh sejarawan dalam menemukan fakta. 

Contohnya seperti cerita di atas, guys. Pembangunan candi maha besar seperti Borobudur merupakan pengalaman warga Magelang dan sekitarnya yang mewujud candi pada masa Kerajaan Medang Mataram.

 

2) Memiliki Objek

Objek sejarah adalah manusia dan waktu yang merujuk pada masa lalu, atau bisa juga aktivitas manusia yang terjadi pada masa lampau.

Tentunya, candi Borobudur memiliki objek sejarah, yaitu kegiatan membangun candioleh warga dan silpin di masa lalu.

 

3) Memiliki metode penelitian sejarah

Untuk mengetahui keabsahan dan kebenaran sebuah peristiwa sejarah, ada tahapan-tahapan ilmiah yang perlu dilalui secara tepat. Tujuan dari tahapan-tahapan penulisan sejarah itu agar peneliti atau penulis sejarah mampu merekonstruksi cerita sejarah secara analitis, kritis, dan juga imajinatif, tentunya berdasarkan data, bukti tulisan, peninggalan-peninggalan, serta rekaman.

Baca Juga: 5 Tahap Penelitian Sejarah Menurut Ahli Beserta Contohnya | Sejarah Kelas 10

 

4) Memiliki teori

Sejarah sebagai ilmu memiliki teori berdasarkan hasil penelitian, yang kemudian didukung oleh data dan argumentasi. Salah satu teori yang bisa kamu pelajari adalah teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu, Buddha, dan Islam ke Nusantara.

Baca Juga: 4 Teori Masuknya Agama Hindu-Buddha ke Indonesia | Sejarah Kelas 10

 

5) Memiliki generalisasi atau kesimpulan

Generalisasi atau kesimpulan didapatkan dari hasil penelitian dan pemahaman penulis mengenai suatu peristiwa sejarah, untuk menguji dan mengkritik hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya.

Misalnya, teori Brahmana dikritik, bahwa ada ajaran dalam agama Hindu yang melarang kaum Brahmana menyebrangi lautan. Hal ini menjadi bertentangan dengan teori Brahmana itu sendiri, yang mana mereka harus menyebrangi lautan agar dapat tiba dan menyebarkan agama Hindu di Nusantara.

 

Pengertian Sejarah Sebagai Seni

Banyak cara yang bisa digunakan dalam menceritakan kembali peristiwa-peristiwa dan faka sejarah, salah satunya adalah seni. Dalam menulis sejarah, sejarawan harus memiliki seninya sendiri dalam menyajikan cerita-cerita sejarah.

Sejarawan selalu ingin tulisan-tulisan yang ia buat mampu membuat para pembacanya seakan merasakan langsung peristiwa yang terjadi di masa lampau.

Yang paling penting, dalam sejarah sebagai seni, sejarawan mampu memperindah penyampaian cerita agar ceritanya menjadi lebih hidup dan menarik untuk dipelajari

Membuat para pembaca masuk ke dalam cerita sejarawah adalah seni tersendiri yang tentunya tidak banyak orang bisa melakukannya. Tidak hanya tulisan. Lukisan, patung, serta panggung pementasan pun menjadi sebagian bentuk seni dalam merekonstruksi peristiwa sejarah.

Oleh karena sejarah adalah ilmu yang sangat penting bagi manusia, seni menjadi medium dalam merekosntruksi kembali peristiwa-peristiwa sejarah.

Setiap manusia harus mengetahui sejarah dirinya, keluarga, bahkan tempat ia tinggal. Karena sejarah menjadi sumber ilmu serta pengetahuan yang sangat penting bagi manusia dalam menghadapi masa-masa yang akan datang.

 

Fungsi Sejarah Sebagai Seni

Sejarah sebagai seni juga memiliki beberapa fungsi, seperti yang dikatakan oleh George Macauly Trevelyan, diantaranya:

george macauly-1.jpg

Gambar. George Macauly Trevelyan (Sumber: npg.org.uk)

  1. Fungsi Ilmiah: Sebagai pengumpulan ilmiah dan penyayang bukti-bukti
  2. Fungsi Imajinatif/spekulatif: Dikarenakan sejarawan harus menyeleksi, mengklasifikasi data-data, fakta-fakta, kemudian menarik kesimpulan.
  3. Fungsi Sastra: Sebagai bentuk penyajian hasil ilmu dan imajinasi dalam bentuk yang menarik (seni sastra)

 

Unsur atau Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Seni

Terdapat empat unsur seni yang dibutuhkan dlam penulisan sejarah, antara lain:

 

1) Memiliki Intuisi

Seorang penulis sejarah harus memiliki kemampuan untuk mengetahui dan memahami secara langsung mengenai suatu topik yang akan ditulis. Selain itu, penulis sejarah juga harus memiliki arahan yang akan membantu dalam penulisan sejarah.

Tentunya, hal ini berkaitan erat dengan pengetahuan penulis dalam peristiwa sejarah yang akan ia tulis, sehingga mampu memberikan fakta dan data yang valid berdasarkan bukti sejarah yang ada.

 

2) Memiliki Imajinasi

Kita tahu ya, kalau sejarah itu peristiwa yang terjadi di masa lampau dan belum tentu dialami oleh penulis sejarah. Nah, penulis sejarah harus memiliki imajinasi untuk membayangkan bagaimana terjadinya suatu peristiwa sejarah, baik berdasarkan kenyataan atau pengalaman orang lain, maupun dari kisah yang didapatkan dari bukti sejarah lainnya.

Kegiatan kita di awal tulisan saat membayangkan proses pembuatan candi borobudur termasuk dalam unsur imajinasi ini, lho!

 

3) Memiliki Emosi

Penulis sejarah harus mampu meluapkan perasaan ke dalam tulisan. Kalau bahasa kerennya, tulisan sejarah ini ada feel-nya. Emosi yang dikeluarkan penulis ini harus mampu juga dirasakan oleh pembaca.

Jadi, misal kamu membaca tentang Perang Diponegoro dan kamu merasa geregetan dengan pihak Belanda dan merasa dag dig dug karena takut Pangerang Diponegoro tertangkap, artinya penulis sudah berhasil memberikan emosi di dalam tulisannya.

 

4) Memiliki Gaya Bahasa yang Mudah Dipahami Pembaca

Penulis yang baik adalah penulis yang tulisannya dimengerti oleh pembaca. Maka, tulisan tidak perlu terlalu banyak kiasan atau kosakata yang sulit dimengerti, karena bisa jadi dapat menghilangkan nilai objektif dari fakta searah yang ada.

Baca Juga: Pengertian Sejarah Sebagai Peristiwa dan Kisah | Sejarah Kelas 10

Sekarang kalian sudah paham kan apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai ilmu dan sejarah sebagai seni?

Kamu mungkin belum mengenal sosok seperti Pramoedya Ananta Toer, JJ Rizal, Bonnie Triyana, Kuntowijoyo. Mereka adalah beberapa sejarawan, sekaligus penulis yang dapat merekonstruksi sejarah dengan seni yang sangat baik.

Kamu juga bisa belajar tentang pengetahuan sejarah lainnya melalui ruangbelajar lho. Kalian akan dijelaskan secara detail melalui video-video belajar yang interaktif, adaptif, seru, dan menarik!

CTA Ruangguru


Glosarium berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

* Silpasastra: Kitab tentang pembuatan arca dan candi.

* Silpin: Ahli pembuat candi dan arca.

 

Referensi:

Supriyadi, Marwan. (2009) Sejarah Indonesia Kelas X Untuk SMA/MA. KTSP. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sumber Foto:

Foto George Macauly Trevelyan [daring]. Tautan: https://www.npg.org.uk/collections/search/portrait/mw210579/George-Macaulay-Trevelyan (Diakses: 6 Februari 2018)

Artikel pertama terbit pada 6 Februari 2018 oleh Fahri Abdillah, kemudian diperbarui pada 28 November 2024 oleh Laras Sekar Seruni.

Laras Sekar Seruni

Content Writer and Content Performance at Ruangguru. Writing is my cup of tea. I hope you enjoy and may learn a new thing! ^^