5 Trik Mengajar untuk Menghindari Stres pada Siswa
Bapak/Ibu Guru, banyaknya tugas dan pelajaran yang harus diterima siswa setiap harinya tentu dapat menjadi penyebab stres. Mereka merasa terbebani untuk terus bisa mencerna setiap materi yang diberikan oleh guru di kelas dengan baik. Apalagi di zaman sekarang, siswa tidak hanya menyibukkan diri dengan satu atau dua kegiatan saja di sekolah dan di rumah. Mereka diharuskan untuk tenggelam dalam kegiatan padat dari pagi hingga malam layaknya orang dewasa. Kelelahan dan stres dapat menyebabkan siswa memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi, seperti mudah marah, menangis, menolak beraktivitas, hingga mogok sekolah. Untuk menghindarinya ada beberapa trik mengajar yang dapat Bapak/Ibu Guru coba di kelas. Apa saja? Yuk, kita lihat!
1. Kegiatan Snowball Toss
Snowball toss (Sumber: edutopia.org)
Terkadang, siswa tidak nyaman untuk bercerita kepada guru di sekolah. Mereka merasa segan atau bahkan takut untuk menceritakan segala keluh kesah atau hal yang membuat mereka stres kepada guru di kelas. Padahal, penting untuk guru mengetahui semua hambatan atau kesulitan yang dialami oleh siswa. Nah, salah satu cara yang dapat guru coba untuk mengurangi stres pada murid adalah dengan melakukan aktivitas snowball toss.
Melalui snowball toss, siswa diharuskan untuk menuliskan semua hal yang membuat mereka stres di dalam selembar kertas. Selanjutnya, guru dapat menyuruh siswa membentuk lingkaran dan meremukkan kertas tersebut hingga berbentuk bulat. Setelah itu, siswa harus melemparkan kertas tersebut kepada teman-temannya yang berada di dalam lingkaran tersebut. Cara ini dimaksudkan untuk melepaskan stres yang dialami oleh mereka. Terakhir, mereka harus membacakan salah satu kertas yang mereka dapat tanpa tahu kertas siapa yang mereka bacakan.
Metode ini adalah contoh dari metode interaktif yang dapat guru coba untuk membuat siswa menjadi lebih terbuka dan berani berkomunikasi dengan sesamanya mengenai masalah yang membuat mereka stres. Selain itu, snowball toss juga dapat membuat siswa menjadi lebih empati terhadap orang-orang di sekitarnya.
2. Selalu Memberikan Motivasi Kepada Siswa
Berikan motivasi pada siswa (Sumber: indiacelebrating.com)
Saat siswa menjalani kegiatan belajar mengajar di kelas dan ia terlihat baik-baik saja, guru pun kadang merasa tidak perlu lagi memberikan motivasi khusus kepada siswa. Guru menjadi malas memberikan dorongan dan kata-kata positif di sela-sela kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru lebih sering menanyakan tentang kemajuan siswa dalam belajar saja seperti, apakah mereka mengerti tentang materinya atau tugas mana yang belum mereka kerjakan, dan sebagainya. Padahal memberikan dorongan emosional kepada siswa sama pentingnya dengan memberikan bantuan akademis pada mereka, lho. Cobalah untuk lebih sering memberikan perhatian personal kepada siswa melalui pertanyaan yang melegakan perasaan dan menenangkan pikiran mereka. Misalnya, “Bapak/Ibu Guru percaya kamu bisa”, atau “Wah, Bapak/Ibu Guru bangga sekali sama kamu karena…”
3. Buat Siswa Aktif Secara Fisik
Buat siswa melakukan aktivitas fisik (Sumber: humankinetics.me)
Gerak tubuh merupakan cara yang baik untuk menurunkan tingkat stres dan ketegangan, termasuk juga untuk mengatasi stres pada siswa secara efektif. Cobalah untuk terus mencari cara agar siswa tetap dapat menggerakkan tubuhnya dengan aktif, misalnya dengan meregangkan badan di kelas, belajar sambil bermain di luar ruangan, dan sebagainya. Biarkan siswa tetap aktif dan banyak bergerak selama belajar untuk mengusir stres dan kebosanan.
4. Jangan Terlalu Membebani Siswa dengan Prestasi Akademis
Bantu kesulitan siswa (Sumber: thoughtco.com)
Tidak semua siswa memiliki kemampuan akademis yang sama, dan tidak semua anak terlahir dengan keunggulan dalam bidang akademis. Janganlah menuntut tiap siswa untuk harus berprestasi, apalagi mulai membanding-bandingkan mereka dengan teman sekelasnya. Jika ada siswa yang sepertinya tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, hindari untuk menyalahkan, memarahi dan membuat siswa merasa terpojok hingga kehilangan motivasi belajar. Tenangkan mereka melalui pendekatan personal seperti bertanya, “Apa ada yang bisa Bapak/Ibu Guru bantu?” atau “Bagian mana saja yang belum kamu pahami? Agar Bapak/Ibu Guru bisa menjelaskannya kembali.”
5. Bantu Siswa Menentukan Tujuan yang Masuk Akal
Bantu siswa menentukan tujuan yang ideal untuk mereka (Sumber: oregonstate.edu)
Beberapa siswa biasanya sudah menetapkan target mereka sendiri saat bersekolah, misalnya akan melanjutkan ke mana setelah lulus atau ingin mendapatkan nilai berapa saat Ujian Nasional. Penting juga untuk Bapak/Ibu Guru mengetahui sejauh mana tujuan siswa masih dapat dipertimbangkan secara logika sesuai dengan kemampuan mereka. Pengharapan yang terlalu tinggi akan membuat siswa stres dalam prosesnya, apalagi jika tidak tercapai. Arahkan siswa untuk menentukan sasaran yang lebih realistis untuk membantu siswa meraih tujuan yang lebih besar, mengurangi stres, serta mendorong prestasi belajanya.
Jika siswa masih menunjukkan ciri-ciri stres walaupun Bapak/Ibu Guru sudah melakukan beberapa tips di atas, segeralah mendiskusikan hal ini kepada orang tua murid atau menyarankan mereka untuk meminta bantuan profesional. Jangan patah semangat demi pendidikan siswa didik kita ya, karena untuk menjadi guru terbaik dan berkualitas adalah proses yang harus dilakukan terus-menerus.
Nah, apakah Bapak/Ibu Guru ingin menjadi pengajar terbaik di Indonesia? Yuk, ikut audisi Indonesia Teacher Prize 2018. Sebuah ajang berskala nasional untuk mencari dan mengapresiasi para pengajar terbaik di Indonesia dengan total hadiah lebih dari 500 juta rupiah dan kontrak eksklusif menjadi Master Teacher Ruangguru. Proses audisi online sudah berlangsung sejak 18 Agustus lalu hingga 30 September 2018. Proses walk-in audition (datang langsung) akan dimulai pada 25 Agustus besok hingga 30 September 2018. Apabila ada pertanyaan mengenai program ini, silakan mengakses audisi.ruangguru.com atau hubungi nomor 0821-2542-7252 (Lala). Kami tunggu partisipasi Anda!