5 Cara Menghindari Risiko Kekerasan Anak
Yuk, simak beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari risiko kekerasan terhadap anak.
—
Dalam beberapa tahun ke belakang, kerap kita temui berita mengenai kekerasan anak di berbagai portal berita, ataupun media sosial. Sebagai orang tua, tentu kita tidak ingin anak mengalami kekerasan. Usaha perlindungan terhadap anak di Indonesia sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014.
Dalam Undang-Undang ini sudah ditegaskan bahwa diperlukan pemberatan sanksi pidana dan denda bagi pelaku kejahatan terhadap anak terutama untuk kejahatan seksual yang bertujuan memberikan efek jera, serta mendorong adanya langkah konkrit untuk memulihkan kembali fisik, psikis dan sosial anak.
Melindungi anak dari kejahatan tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua semata, tetapi menjadi tanggung setiap orang. Lalu, bagaimana ya caranya kita sebagai orang tua dapat turut mencegah kejahatan dan kekerasan pada anak? Yuk, simak beberapa tips yang dapat Anda coba!
1. Berikan anak pengetahuan mengenai cara melindungi diri
Ajari anak cara untuk melindungi diri (Sumber: researchvilla.com)
Maraknya kejahatan fisik ataupun seksual yang terjadi pada anak belakangan ini, pastinya membuat para orang tua semakin khawatir dengan keselamatan anak. Namun tentunya orang tua tidak bisa mengawasi anak 24 jam setiap harinya. Oleh karena itu, inilah saatnya untuk menjelaskan kepada anak bahwa tidak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya dengan tidak wajar. Berikan pemahaman dan ajarkan anak untuk menolak perbuatan apa pun yang dirasa tidak pantas dengan segera berteriak ataupun lari meninggalkan tempat kejadian.
Baca Juga: Tips Jitu Mengajarkan Dua Bahasa pada Anak
Ajarkan anak mengenai keberanian untuk bersuara, mengungkapkan pendapatnya, berani melawan saat merasa terancam atau tidak menyukai perilaku seseorang. Keberanian untuk bersuara termasuk ke dalam bentuk perlawanan terhadap kejahatan, karena banyak anak yang hanya diam saat mengalami tindak kekerasan. Ingatkan anak untuk tidak mudah mempercayai orang asing dan buat anak nyaman untuk selalu menceritakan jika sesuatu terjadi pada dirinya.
2. Bangun komunikasi yang baik dengan anak
Bentuk komunikasi yang baik dengan anak (Sumber: roypetitfils.com)
Banyak sekali contoh kasus saat anak mengalami kekerasan mereka malah menjadi tertutup dengan siapa pun, termasuk pada orang tuanya sendiri. Untuk itu, penting bagi orang tua membiasakan komunikasi yang baik dengan anak agar anak memiliki kepercayaan pada orang tua untuk menceritakan apa pun yang terjadi pada dirinya.
Bercerita adalah bekal penting bagi anak untuk belajar mengungkapkan perasaannya, dan itu harus dimulai dari keluarga. Biasakan untuk selalu bertanya kepada anak apa saja yang terjadi hari ini di sekolah atau siapa teman yang paling dekat dengannya. Tanyakan juga apabila Smart Parents mengamati perubahan perilaku yang aneh pada diri anak, dan dengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian.
3. Maksimalkan peran sekolah
Manfaatkan peran guru dan sekolah (Sumber: laprensa.hn)
Sekolah, tidak hanya berfungsi sebagai tempat menuntut ilmu saja, tetapi juga mempunyai fungsi kontrol sosial, yaitu sekolah membantu assessment atau penilaian terhadap perilaku anak. Penilaian dari wali kelas mengenai kebiasaan dan perilaku anak sangat penting untuk dijadikan pertimbangan orang tua.
Baca Juga: Pertimbangkan 5 Hal Ini Sebelum Memberikan Gadget pada Anak
Sebagai orang tua kedua di sekolah, guru menjadi pengamat yang objektif mengenai tingkah laku anak dengan teman dan lingkungannya. Sekolah juga diharapkan dapat menggagas aktivitas internal yang bersifat positif untuk memfasilitasi aktivitas orang tua siswa dan siswa atau membentuk petugas yang bertugas memantau kegiatan siswa selama di sekolah.
4. Membekali anak dengan ilmu bela diri
Ajari anak teknik dasar bela diri (Sumber: abdshrewsbury.com)
Pembekalan ilmu bela diri pada anak dapat menjadi salah satu solusi agar anak tidak menjadi korban kejahatan. Selain mampu mengajarkan anak mengenai kedisiplinan dan membentuk mental serta jasmani yang kuat, bela diri juga dapat digunakan untuk membela diri anak dari ancaman-ancaman yang ada. Namun penting juga untuk orang tua memberikan pengarahan dan pengertian pada anak bahwa ilmu bela diri yang mereka pelajari bukan untuk melakukan kekerasan kepada anak lainnya.
5. Segera laporkan kepada pihak berwajib
Segera laporkan pada pihak berwajib saat terjadi kejahatan pada anak (Sumber: punta-gorda.fl.us)
Hal terakhir yang harus Anda lakukan jika memang telah terjadi kejahatan fisik, psikis, ataupun seksual adalah dengan segera melaporkannya kepada pihak berwajib. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pihak berwajib dapat segera melakukan tindakan lebih lanjut kepada tersangka dan mengurangi angka kejahatan yang sama terjadi kembali. Lalu, untuk korban kekerasan sendiri harus segera mendapatkan bantuan ahli medis serta dukungan dari keluarga dan orang terdekat.
Mencegah risiko kejahatan pada anak tidak hanya menjadi tugas dari orang tua saja, tetapi juga semua orang. Yuk, jangan hanya diam dan mulai waspada akan bahaya kejahatan pada anak. Nah, sekarang Anda bisa lebih banyak menghabiskan waktu dan mengawasi anak belajar dengan adanya ruangbelajar. Anak bisa dengan mudah menonton video beranimasi yang bisa diakses di mana pun dan kapan pun. Jangan lupa, langganan sekarang ya!