5 Cara Mengatasi Siswa yang Punya Kebiasaan Menyontek
Jika Bapak/Ibu Guru sudah mengajar untuk waktu yang cukup lama, tentu pernah bukan melihat mata seorang siswa yang melihat ke kertas temannya hingga siswa yang menyimpan bahan sontekannya sendiri di baju atau di meja? Mungkin, masih banyak siswa yang tidak menyadari dampak buruk dari tindakannya dan menganggapnya sesuatu yang biasa saja terjadi. Padahal, kebiasaan menyontek yang dilakukan siswa dikhawatirkan dapat berpengaruh pada karakternya saat dewasa kelak. Maka dari itu, Bapak/Ibu Guru memegang peranan penting sebagai pendidik untuk meningkatkan kesadaran siswa dan menciptakan lingkungan kelas yang kondusif untuk mencegah terjadinya perilaku menyontek. Ingin tahu cara mencegah siswa berbuat curang di kelas? Berikut adalah tips untuk mengatasi siswa yang menyontek.
1. Menjelaskan dampak buruk dari menyontek
Jelaskan dampak buruk dari menyontek pada siswa (Sumber: wordpress.com)
Berikan pemahaman dan nasihat kepada siswa mengenai dampak buruk dari kebiasaan menyontek. Secara tidak langsung, menyontek telah membuat alam bawah sadar siswa untuk lebih mempercayai orang lain dan artinya mereka tidak mempercayai dirinya sendiri. Tidak hanya itu, hal ini juga membuat siswa menjadi semakin bodoh dan tidak mau belajar karena yang mereka lakukan hanya mengandalkan orang lain. Sering menyontek juga menjadi cikal bakal lahirnya sikap malas dan tidak bertanggung jawab atas apa yang diamanahkan padanya. Beritahu juga, jika ketahuan mereka akan sulit untuk dipercaya lagi oleh semua guru di sekolah. Dengan mengetahui dampak tadi, siswa akan berpikir ulang untuk menyontek.
2. Memuji hasil usaha terbaik siswa walaupun belum memenuhi standar
Mengapresiasi hasil kerja siswa (Sumber: hechingerreport.org)
Setiap usaha dan hasil yang diperoleh siswa sebaiknya diapresiasi walaupun memang masih belum memenuhi standar yang Bapak/Ibu Guru tetapkan. Hal ini dapat menghindari siswa dari perasaan rendah diri dan menimbulkan rasa percaya diri yang lebih untuk mereka. Dengan terus mengapresiasi hasil usaha siswa, akan memberikan dorongan yang kuat bagi mereka untuk belajar lebih giat lagi untuk meningkatkan kemampuan mereka sendiri.
3. Menanamkan nilai kejujuran dalam diri siswa
Tanamkan nilai kejujuran pada siswa (Sumber: planbook.com)
Kejujuran menjadi barang yang langka di negeri kita saat ini. Padahal menanamkan sikap jujur adalah solusi jitu meminimalisir kebiasaan menyontek pada siswa. Berikan penjelasan bahwa nilai akademis bukan satu-satunya penentu dari kesuksesan mereka di masa depan. Namun, yang lebih penting adalah moral yang baik. Sebab sebaik apapun prestasi akademik siswa, jika tidak diimbangi dengan sikap terpuji maka prestasi tersebut akan sia-sia. Bapak/Ibu Guru juga bisa memberi nasihat kepada siswa bahwa lebih baik mendapat nilai rendah dibanding harus menyontek karena menyontek adalah perbuatan yang sangat buruk dan sama seperti mencuri atau korupsi.
4. Berikan siswa banyak latihan menjawab soal
Berikan siswa latihan soal agar lebih percaya diri saat ujian (Sumber: rd.com)
Langkah selanjutnya adalah mencari tahu dan mengatasi kendala belajar siswa. Bisa saja, siswa kurang mengerti penjelasan guru atau masih perlu berlatih soal-soal lebih banyak. Memperbanyak soal-soal pelajaran dapat mengasah kemampuan intelektual siswa. Dengan begitu, hal ini akan sedikit mengurangi frekuensi menyontek dari seorang siswa. Bantu siswa agar dapat mencapai nilai akademis sesuai dengan kemampuannya dan rajin-rajinlah memberikan motivasi pada mereka.
5. Jadilah guru yang tegas
Jadilah guru yang tegas (Sumber: wrightslaw.com)
Pada akhirnya, guru adalah faktor penentu dalam mengatasi kebiasaan menyontek pada siswa. Bapak/Ibu Guru harus melakukan beberapa langkah penanggulangan seperti menjauhkan tempat duduk atau menyingkirkan segala catatan dan gadget saat ujian berlangsung. Namun, jika ada siswa yang tetap ketahuan menyontek diharapkan untuk segera memberikan sanksi tegas, sehingga kebiasaan menyontek dapat diberantas hingga tuntas. Bapak/Ibu Guru dapat melarang siswa ikut ujian, dikeluarkan dari ruang ujian, hingga mengerjakan ujian di ruang kepala sekolah.
Meningkatkan kepercayaan diri siswa dan memberikan sanksi yang setimpal diharapkan dapat menekan kebiasaan menyontek. Namun, sanksi yang diberikan haruslah berdampak positif dan dapat mengarahkan siswa untuk sadar akan kesalahannya. Bapak/Ibu Guru juga harus bisa menjadi teladan dengan terus menanamkan nilai-nilai positif dalam pembelajaran. Mau memberikan dampak positif kepada pelajar di Indonesia? Yuk, ikuti audisi pencarian guru terbaik melalui Indonesia Teacher Prize 2018. Dapatkan total hadiah lebih dari 500 juta rupiah dan kontrak eksklusif menjadi Master Teacher Ruangguru.
Ikuti terus informasi mengenai program ini di media sosial Ruangguru! Apabila ada pertanyaan mengenai program ini, silakan mengakses audisi.ruangguru.com atau hubungi nomor 0821-2542-7252 (Lala). Kami tunggu partisipasi Anda. Ayo, jadi pengajar terbaik Indonesia!