3 Cara Membangun Kepercayaan dan Hubungan yang Baik dengan Murid
Artikel ini memberikan informasi tentang 3 cara bangun kepercayaan dengan murid serta mewujudkan hubungan yang baik antara murid dan guru.
—
Membangun kepercayaan dengan murid dapat menjadi suatu tantangan bagi seorang guru. Kepercayaan yang terbentuk menjadi landasan untuk terciptanya komunikasi dua arah yang lancar dan terbuka. Dengan begitu, suasana belajar di dalam kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Namun, proses membangun kepercayaan dengan murid dibutuhkan kiat khusus agar dapat terwujud. Apa saja kiat khususnya? Mari simak informasi selengkapnya di bawah ini.
1. Mengajar dengan sepenuh hati
Memiliki peran sebagai pengajar, terkadang membuat seseorang harus bertindak tegas dan seobjektif mungkin. Walaupun begitu, memperlihatkan atau memberikan rasa empati serta simpati tetap diperbolehkan kok. Seorang guru idealnya dapat memahami kesulitan dan perjuangan yang dihadapi oleh muridnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa siswa yang diharuskan untuk berjuang lebih keras dibanding dengan yang lain.
Kekompakan antara murid dan guru (Sumber: blog.summitlearning.org)
Baca juga: Sudah Siapkah Mencoba Model Pembelajaran Blended Learning?
Memberikan salam hangat dan apresiasi atas kehadiran siswa dapat memberikan kesan positif. Selain itu, siswa juga akan merasa dihargai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari University of Toronto dalam jurnal The Importance of Developing Trust and Fostering Emotional Intelligence in the Classroom, menyebutkan bahwa siswa akan menghargai guru apabila ia juga dihargai. Hal ini dikarenakan guru menjadi model bagi siswa itu sendiri. Tindak tutur kata yang dilakukan oleh guru merupakan contoh nyata untuk siswa.
2. Menjaga kredibilitas dan konsistensi
Kewajiban seorang guru lebih dari sekadar mengajar dan memberikan materi pelajaran. Murid memiliki hak untuk diayomi dan diberikan perhatian yang cukup. Seorang guru idealnya turut serta dalam memberikan solusi dan alternatif dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi muridnya.
Memberikan kesempatan bagi murid untuk menyampaikan pendapat dan jawaban atas pertanyaan yang diberikan merupakan hal penting. Dengan begitu, murid akan merasa dipercaya dan tampil lebih berani. Perbedaan pendapat antara murid dan guru merupakan hal yang wajar terjadi. Berusaha bersama untuk mencari solusi permasalahan dapat memupuk rasa toleransi, bagi murid atau pun guru. Lakukanlah hal ini secara berkala dan konsisten agar murid terbiasa dan lebih terbuka untuk memberikan pendapatnya.
3. Pengajaran komunikatif dan ekspresif
Dalam hasil studi yang diterbitkan oleh Occidental College California tentang School is So Boring: High–Stakes Testing and Boredom at an Urban Middle School, dituliskan bahwa pembelajaran dengan metode teacher–driven activities, cenderung menimbulkan rasa bosan pada murid. Kebosanan yang dirasakan oleh murid berpengaruh terhadap sikap dan perilaku murid di dalam kelas. Kegiatan rutin yang dilakukan secara terus menerus serta monoton membuat murid merasa kurang tertantang. Oleh karena itu, ia tidak dapat mengeluarkan kreativitas dalam berpikir secara maksimal.
Murid berpartisipasi langsung dalam pembelajaran (Sumber: sdcc.edu)
Penyampaian materi yang melibatkan nada bicara yang tegas dan gestur tubuh mampu menarik perhatian dan ketertarikan dari murid. Mengajar dengan bantuan alat peraga, baik visual atau audio, serta menimpali materi dengan sedikit candaan, dirasa dapat membuat suasana lebih menarik. Pengajaran komunikatif juga dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan dadakan secara acak kepada murid. Dengan cara-cara seperti ini, antusias murid terhadap proses pembelajaran akan terbentuk.
Menggunakan inovasi pembelajaran yang baru juga dapat menyemarakkan suasana pembelajaran di dalam kelas. Ibu/Bapak Guru tentu sudah pernah mendengar tentang ruangbelajar, ‘kan? Inovasi penyampaian materi dengan video animasi serta latihan soal beserta pembahasannya tersedia secara lengkap.