Kelainan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia | Biologi Kelas 11
Apa saja sih kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia? Di artikel Biologi kelas 11 ini akan dijelaskan secara lengkap, baik gangguan yang menyerang pria maupun wanita.
—
Kamu tahu nggak sih, setiap sistem yang ada di tubuh kita ini, ternyata bisa mengalami gangguan loh, termasuk sistem reproduksi. Nah, gangguan tersebut bisa disebabkan karena adanya kelainan ataupun penyakit. Selain itu, gangguan sistem reproduksi ini, bisa terjadi pada pria maupun wanita. Waduh, agak ngeri-ngeri gimana gitu yaaa…
Emangnya, ada apa saja sih kelainan dan penyakit sistem reproduksi manusia itu? Kuy, kita pelajari satu persatu beserta upaya yang bisa kamu lakukan untuk mencegah gangguan tersebut!
Teman-teman, pasti kamu sudah tahu ya kalau sistem reproduksi pria dan wanita itu punya keunikannya masing-masing. Keduanya juga memiliki struktur serta fungsi yang berbeda. Oleh karena itu, kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi pria dan wanita akan berbeda. Kita bedah satu per satu ya!
Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian, yaitu organ luar (eksternal) dan organ dalam (internal). Pada organ luar, terdapat mons pubis, klitoris, labia mayor, labia minor, dan orificium vagina. Sementara itu, organ dalam alat kelamin wanita terdiri dari vagina, ovarium, serviks, rahim, dan tuba falopi.
Nah, organ reproduksi wanita ini akan berfungsi dengan baik jika memiliki struktur atau bagian yang normal, juga hormon reproduksi yang berpengaruh pada siklus menstruasi. Namun, pada kenyataannya, ada berbagai macam gangguan sistem reproduksi yang menyerang wanita saat ini. Di antaranya:
Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon reproduksi. Gangguan ini dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu amenorea primer dan amenorea sekunder. Apa ya bedanya?
Amenorea primer adalah suatu keadaan/kondisi di mana seorang wanita belum pernah mengalami menstruasi saat berusia 16 tahun atau lebih, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Nah, untuk kamu para remaja, kondisi ini perlu kamu perhatikan, ya. Karena pada umumnya, menstruasi pertama yang dialami perempuan, terjadi saat 10-15 tahun.
Sementara itu, amenorea sekunder adalah suatu keadaan/kondisi di mana seorang wanita yang sebelumnya memiliki siklus menstruasi yang normal, kemudian tidak mengalami menstruasi selama 3-6 bulan atau lebih secara berurutan. Dengan kata lain, telat haid ya, gais. Tapi, telatnya bisa sampai berbulan-bulan. Kalau di antara kamu ada yang sedang mengalami kondisi ini, segera konsultasikan ke dokter ya.
Baca Juga: Mengenal Ovulasi, Fase dalam Siklus Menstruasi
Kanker Serviks
Pernahkah kamu mendengar penyakit kanker serviks? Kanker serviks adalah keadaan di mana sel-sel yang tidak normal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Nah, serviks ini merupakan bagian rahim yang terhubung ke vagina, atau bisa disebut juga sebagai leher rahim. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia (human papiloma virus).
Gejala kanker serviks lumayan sulit dideteksi, sehingga para penderita baru akan menyadari saat sudah masuk ke stadium akhir. Kanker ini biasanya diderita oleh wanita usia 30-45 tahun. Penanganannya bisa dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limpa panggul.
Kanker Ovarium
Selain kanker serviks, ada juga yang namanya kanker ovarium. Seperti namanya, kanker ovarium adalah kanker yang tumbuh dan berkembang di ovarium (indung telur). Gejala kanker ovarium dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan penyakit ini dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
Endometriosis
Gangguan selanjutnya disebut endometriosis. Gangguan ini mempengaruhi rahim. Jadi, endometriosis terjadi ketika jaringan yang seharusnya melapisi rahim (jaringan endometrium), tumbuh di tempat yang tidak seharusnya, seperti di ovarium, usus, dan jaringan yang melapisi panggul.
Akibatnya, ketika siklus menstruasi terjadi, jaringan yang tumbuh di salah tempat tadi, akan menyebabkan nyeri, atau meradang dan membesar hingga menimbulkan kista. Gejala endometriosis antara lain nyeri perut dan area sekitar pinggang, serta nyeri pada masa menstruasi yang amat sakit.
Infeksi Vagina
Selain endometriosis, infeksi vagina atau vaginitis juga termasuk ke dalam contoh penyakit sistem reproduksi wanita. Infeksi vagina bisa disebabkan oleh parasit, jamur, atau bakteri. Gejala yang ditimbulkan dari gangguan ini berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina nggak bisa dianggap remeh ya, teman-teman. Soalnya, jika didiamkan begitu aja, infeksi bisa menyebar dan menimbulkan gangguan kesehatan yang lebih serius.
Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah gangguan hormon pada wanita yang terjadi ketika tubuh menghasilkan hormon maskulin (hormon adrogen) yang berlebihan. Hal ini menyebabkan ovarium memproduksi banyak kantong-kantong berisi cairan. Akibatnya, sel-sel telur tidak berkembang sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur. Sehingga, penderita PCOS akan mengalami gangguan menstruasi.
Selain itu, PCOS juga bisa menyebabkan ketidaksuburan bagi para penderitanya (mandul), serta lebih rentan terkena penyakit diabetes dan hipertensi.
Jika kamu kerap mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur dan berkepanjangan, misal dalam setahun hanya mengalami haid kurang dari 8-9 kali, tidak ada salahnya untuk coba periksakan ke dokter, ya.
Oke, setalah kamu mengetahui macam-macam kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita, sekarang lanjut yuk ke pria-nya. Ada apa saja ya kira-kira? Mari kita bahas satu per satu!
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
Nah, sama seperti organ reproduksi wanita, organ reproduksi pria juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian dalam dan luar. Pada organ luar, terdapat penis dan skrotum. Sementara itu, pada organ dalam, terdapat testis, saluran reproduksi, dan kelenjar reproduksi.
Organ reproduksi pria yang tidak diperhatikan kesehatan dan kebersihannya, tentu akan menimbulkan berbagai macam gangguan. Berikut beberapa kelainan dan penyakit yang menyerang organ reproduksi pria beserta gejalanya:
Hipogonadisme
Gangguan pada sistem reproduksi pria yang pertama disebut hipogonadisme. Hipogonadisme merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testosteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan penderita penyakit ini dapat dilakukan dengan cara terapi hormon.
Kriptorkismus
Gangguan yang selanjutnya disebut dengan kriptorkismus. Kriptorkismus merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari dalam perut ke skrotum. Kelainan ini biasanya terjadi saat masih di dalam kandungan.
Dilansir dari Halodoc.com, sekitar 3% bayi dilahirkan dengan kondisi testis yang tidak turun. Namun, rata-rata, kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi yang prematur. Kelainan kriptorkismus dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang testosteron.
Baca Juga: Bagaimana Terjadinya Mimpi Basah pada Organ Reproduksi Laki-Laki?
Uretritis
Selain kedua gangguan di atas, ada juga yang disebut dengan uretritis. Apakah itu? Jadi, uretritis merupakan peradangan atau infeksi uretra yang terjadi akibat masuknya bakteri ke saluran kandung kemih. Penyakit ini ditandai dengan iritasi, pembengkakan, serta rasa nyeri seperti terbakar saat buang air kecil. Uretritis disebabkan oleh organisme Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau virus herpes.
Prostatitis
Nah, walaupun namanya hampir mirip, tapi kamu jangan sampai tertukar dengan prostatitis, ya. Yang dimaksud dengan prostatitis adalah peradangan pada bagian prostat. Biasanya penyakit pada sistem reproduksi pria ini disebabkan oleh bakteri, seperti E.Coli, Neisseria gonorrhoeae, atau Chlamydia trachomatis.
Gejala yang umum terjadi pada penderita prostatitis adalah rasa nyeri dan susah buang air kecil. Penyakit ini bisa diobati tergantung dari tingkat keparahannya. Jadi, ada yang cukup diberi obat-obatan, namun ada juga yang harus dioperasi.
Epididimitis
Penyakit pada sistem reproduksi pria selanjutnya adalah epididimitis, yaitu infeksi atau peradangan epididimis. Apa itu epididimis? Epididimis adalah tabung yang menyambungkan antara testis dengan vas deferens. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, seperti E. coli dan Chlamydia. Gejala yang ditimbulkan dari epididimitis adalah pembengkakan buah zakar.
Epididimitis dapat menyerang laki-laki di segala rentang usia. Namun, kasus ini paling sering ditemukan pada kelompok usia 19-35 tahun.
Gangguan yang bisa Menyerang Sistem Reproduksi Pria Maupun Wanita
Nah, kamu pernah berpikir nggak sih, ada nggak ya gangguan sistem reproduksi yang bisa menyerang pria maupun wanita? Ternyata ada, lho! Di antaranya adalah gonore dan sifilis. Gonore merupakan infeksi akut pada uretra, serviks, rektum, sendi, tulang yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Sedangkan sifilis, atau disebut juga raja singa, merupakan infeksi organ kelamin luar. Penyakit ini merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
Baca Juga: Mengenal Fertilisasi, Kehamilan, dan Persalinan bagi Remaja
Oke, itulah penjelasan materi mengenai kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi pria maupun wanita. Teman-teman, tetap semangat menjaga kesehatan, ya! Oh iya, kalau kamu ingin tahu lebih lanjut mengenai materi gangguan pada sistem reproduksi manusia ini, kuy, belajar lewat ruangbelajar! Kamu butuh rangkuman belajar yang lengkap? Di ruangbelajar ada, lho! Download sekarang, yuk!
Referensi:
Irnaningtyas & Istiadi, Y. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikullum 2013 Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Handayani, N. (2022). Kanker dan Serba-Serbinya (Hari Kanker Sedunia 2022) [Daring]. Tautan: https://rsprespira.jogjaprov.go.id/kanker-dan-serba-serbinya-hari-kanker-sedunia-2022/
Kriptorkismus [Daring]. Tautan: https://www.halodoc.com/kesehatan/kriptorkismus
Artikel ini diperbarui oleh Hani Ammariah pada 6 Maret 2023.