Diferensiasi Sosial: Pengertian, Ciri-Ciri, & Jenis-Jenisnya | Sosiologi Kelas 11
Artikel Sosiologi kelas 11 ini membahas mengenai pengertian diferensiasi sosial dan jenis-jenisnya. Simak penjelasannya sampai habis, ya!
Dalam kehidupan sosial di masyarakat, pasti kamu pernah merasakan perbedaan, kan? Misalnya, ada kelompok teman yang suka main basket, lalu ada juga kelompok teman lain yang lebih senang bermain gitar. Ada yang bermata cokelat, ada juga yang bermata hitam. Bagi orang yang demen nonton Naruto, mungkin matanya pake kontak lensa sharingan. 😜
Nah, dalam sosiologi, perbedaan-perbedaan seperti ini, disebut dengan diferensiasi sosial. Di artikel kali ini, kita bakal bahas lebih jauh, apa itu diferensiasi sosial serta bentuk-bentuknya. Bagi kamu yang penasaran, yuk dibaca sampai habis, ya!
Pengertian Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah istilah yang merujuk pada penggolongan masyarakat secara horizontal atau sejajar. Karena didasarkan secara horizontal, penggolongan masyarakat ini sebetulnya tidak bertujuan membentuk kelompok-kelompok yang lebih unggul dari kelompok lainnya. Akan tetapi, ternyata masih banyak kelompok yang merasa kelompoknya jauh lebih unggul dari kelompok lain, loh.
Contoh diferensiasi sosial yang paling sering kita temui adalah rasisme kulit hitam dan kulit putih. Atau, golongan si rambut gimbal dan lurus. Hayo, ada nggak teman kamu yang suka meledek orang lain seperti itu? Wah, nggak bener tuh…
Baca Juga: Apa Sih Bedanya Struktur Sosial, Diferensiasi Sosial, dan Stratifikasi Sosial?
Pengertian Diferensiasi Sosial Menurut para Ahli
Beberapa ahli Sosiologi juga berpendapat mengenai definisi diferensiasi sosial, loh. Berikut pengertian diferensiasi sosial menurut para ahli:
1. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah bentuk variasi profesi pekerjaan dalam masyarakat yang dianggap prestise, tanpa memberikan perbedaan-perbedaan yang nyata.
2. Susanto
Soesanto berpendapat bahwa diferensiasi sosial adalah suatu fenomena sosial yang membuat perbedaan di dalam masyarakat secara horizontal.
3. Nasikun
Sama halnya dengan Nasikun, menurutnya, diferensiasi sosial adalah perbedaan dalam masyarakat yang bisa dilihat secara horizontal. Perbedaan ini bisa berupa ras, suku bangsa, agama, profesi, hingga adat istiadat.
4. Ritzer
Menurut Ritzer, diferensiasi sosial adalah proses penempatan seseorang dalam kategori-kategori yang berbeda, mengacu pada kehidupan sosialnya.
5. Vina Dwi
Menurut Vina Dwi, diferensiasi sosial adalah perbedaan dalam lingkungan sosial yang memunculkan pembagian dalam masyarakat. Pembagian ini bisa berupa ras, agama, jenis kelamin, dan pandangan-pandangan yang ada di dalamnya.
Bhinneka Tunggal Ika, “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. (Sumber: geocorida.blogspot.com)
Nah, dari pengertian di atas, kita bisa simpulkan ya, kalau diferensiasi sosial itu akan membagi masyarakat dalam segi ras, etnis, agama, budaya, adat, jenis kelamin, hingga pandangan-pandangan yang ada di dalamnya. Tapiiii, ingat nih, diferensiasi sosial itu pada dasarnya tidak mengistimewakan golongan tertentu.
Pada masyarakat majemuk seperti Indonesia, pengelompokan masyarakat secara horizontal yang diklasifikasikan berdasarkan perbedaan ras, etnisitas, klan, dan agama disebut dengan istilah kemajemukan sosial. Sedangkan, pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi dan jenis kelamin disebut dengan heterogenitas sosial. Jangan sampai tertukar, ya!
Baca Juga: Menyikapi Perbedaan dan Harmoni Sosial di Masyarakat
Ciri-Ciri Diferensiasi Sosial
Kemajemukan sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri fisik, ciri sosial, dan ciri budaya. Diferensiasi sosial berdasarkan ciri-ciri fisik terjadi karena adanya perbedaan pada ciri fisik tertentu yang juga disebut dengan fenotip kuantitatif. Contoh perbedaan fisiknya, antara lain warna kulit, bentuk mata, dan jenis rambut.
Sementara itu, diferensiasi sosial berdasarkan ciri sosial timbul karena adanya perbedaan pekerjaan. Perbedaan pekerjaan tersebut menyebabkan adanya perbedaan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat tersebut.
Oleh karena itu, diferensiasi jenis ini diikuti dengan adanya perbedaan peran, prestise, dan kekuasaan. Contohnya, antara lain pola perilaku dokter yang berbeda dengan pola perilaku arsitek.
Lalu, yang berdasarkan pada ciri budaya itu seperti apa, dong? Diferensiasi sosial berdasarkan ciri budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat.
Pandangan hidup tersebut menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi, sistem kekeluargaan, keuletan, dan ketangguhan. Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat dilihat dari pakaian, bahasa, kesenian, dan agama.
Jenis-Jenis Diferensiasi Sosial
Bentuk-bentuk diferensiasi sosial dibedakan ke dalam kelompok diferensiasi ras, diferensiasi suku bangsa, diferensiasi klan, diferensiasi agama, diferensiasi jenis kelamin, dan diferensiasi profesi. Kita bahas satu persatu, yuk!
a. Diferensiasi Ras
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan ras? Ras adalah kelompok manusia yang memiliki bawaan ciri-ciri fisik yang sama. Secara garis besar, manusia dibagi dalam tiga kelompok ras utama, yaitu ras mongoloid yang berkulit kuning dan cokelat, ras negroid yang berkulit hitam, dan ras kaukasoid yang berkulit putih.
b. Diferensiasi Suku Bangsa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa. Suku bangsa juga merupakan hasil sistem kekerabatan yang lebih luas. Suku bangsa di Indonesia sangat banyak, lho! Coba, ada apa aja, ya? Yuk, simak gambar di bawah ini!
c. Diferensiasi Klan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, klan adalah kelompok kekerabatan yang besar. Klan juga merupakan kesatuan genealogis, religio magis, dan tradisi. Di Indonesia, ada 2 bentuk klan utama, yaitu Klan atas dasar garis keturunan ibu dan klan atas dasar garis keturunan ayah.
Klan atas dasar garis keturunan ibu disebut dengan matrilineal dan banyak terdapat di masyarakat Minangkabau. Sedangkan klan atas dasar garis keturunan ayah disebut patrilineal dan biasa ditemukan di masyarakat Batak.
d. Diferensiasi Agama
Di Indonesia, diferensiasi agama didasarkan pada agama yang terdapat di Indonesia itu sendiri. Agama yang terdapat di Indonesia adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Selain itu, di Indonesia juga terdapat kepercayaan seperti Kaharingan, Parmalim, dan Kejawen. Meskipun ada diferensiasi, tetapi pada kenyataannya, kita tidak bisa menyatakan bahwa kepercayaan dan agama yang satu lebih baik dari yang lain, ya.
e. Diferensiasi Jenis Kelamin
Walaupun tidak tepat diklasifikasikan atas dasar tingkatan, misalnya laki-laki pada jenjang atas dan perempuan pada jenjang bawah, jenis kelamin ternyata juga menentukan tingkatan seseorang.
Misalnya pada masyarakat patrilineal, laki-laki umumnya menduduki posisi lebih tinggi dari perempuan. Meskipun demikian, saat ini ada beberapa pekerjaan yang dulu dianggap hanya boleh dikerjakan oleh laki-laki, tetapi sekarang terbuka juga untuk perempuan. Contohnya karier di bidang politik dan bisnis.
f. Diferensiasi Profesi
Diferensiasi profesi adalah pengelompokkan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang tentara akan berbeda dengan seorang guru ketika keduanya melaksanakan pekerjaaannya.
Baca Juga: Faktor Pendorong dan Proses Terbentuknya Kelompok Sosial dalam Masyarakat
—
Oke, itulah bahasan mengenai pengertian diferensiasi sosial, ciri-ciri, dan jenis-jenisnya. Wah, ternyata diferensiasi sosial banyak juga ya jenisnya! Meskipun ada perbedaan, tetapi gak boleh dijadikan masalah ya. Perbedaan itu bisa menjadi kekuatan kita untuk terus berkembang dan melatih rasa toleransi kita, lho!
Kalau kamu masih penasaran dengan diferensiasi sosial, yuk belajar bersama guru privat terbaikmu di Ruangguru Privat Sosiologi! Kamu bisa pilih guru sesuai dengan kualifikasi yang kamu mau, lho. Dan jangan sedih, pilihan gurunya ada banyak banget!
Ditambah, amu akan dimentori oleh guru-guru berkualitas yang sudah terstandarisasi. Kamu juga bebas mau pilih belajar secara tatap muka (offline) atau lewat daring (online). Fleksibel banget, kan. Yuk langsung daftar sekarang!
Referensi:
Sunarto, K.(1993) Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE – UI.
Richard Osborne & Borin Van Loon.(1996). Mengenal Sosiologi For Beginner. Bandung: Mizan
Henslin, JM. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.