Pengertian Inflasi, Jenis, hingga Dampaknya Bagi Negara | Ekonomi Kelas 11
Kamu pasti sudah sering mendengar tentang inflasi, tapi tahukah kamu apa itu inflasi dan dampaknya bagi negara? Yuk, pelajari selengkapnya di Artikel Ekonomi Kelas 11 ini!
—
Inflasi merupakan salah satu fenomena ekonomi yang hampir selalu menjadi perhatian utama dalam kehidupan sehari-hari. Kenaikan harga barang dan jasa secara terus-menerus ini tidak hanya mempengaruhi kondisi keuangan individu, tetapi juga stabilitas ekonomi suatu negara.
Fenomena ini sering kali menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai apa itu inflasi, perbedaannya dengan deflasi, jenis-jenisnya, penyebab, dampak, hingga cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi agar dampaknya dapat diminimalkan. Yuk, langsung aja kita bahas!
Apa Itu Inflasi?
Pengertian inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga ini dapat mengurangi daya beli masyarakat, sehingga jumlah uang yang dimiliki akan memiliki nilai yang lebih rendah dari sebelumnya.
Namun, perlu diketahui bahwa kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya.
Secara sederhana, inflasi menggambarkan bagaimana nilai uang menurun dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, harga satu liter bensin yang dulunya Rp10.000 sekarang sudah menjadi Rp12.000 karena adanya inflasi.
Baca Juga: Pengertian Supply dan Demand serta Faktor yang Mempengaruhinya
Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia. BPS melakukan survei untuk mengumpulkan data harga dari berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumsi masyarakat.
Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung tingkat inflasi dengan membandingkan harga-harga saat ini dengan periode sebelumnya.
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan the Classification of Individual Consumption by Purpose (COICOP) 2018, IHK dikelompokkan ke dalam 11 kelompok pengeluaran, yaitu:
- Kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
- Kelompok pakaian dan alas kaki.
- Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.
- Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga.
- Kelompok kesehatan.
- Kelompok transportasi.
- Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
- Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya.
- Kelompok pendidikan.
- Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.
- Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Baca Juga: Pengertian Indeks Harga, Macam-Macam, Tujuan, Peran, dan Ciri-Ciri | Ekonomi Kelas 11
Perbedaan Inflasi dan Deflasi
Selain inflasi, ada juga istilah deflasi yang merupakan kebalikan dari inflasi. Apa perbedaan inflasi dan deflasi? Berikut perbedaan utama antara inflasi dan deflasi.
Inflasi |
Deflasi |
|
Pengertian |
Kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam waktu tertentu. |
Penurunan harga barang dan jasa secara umum dalam waktu tertentu. |
Dampak Ekonomi |
Mengurangi daya beli konsumen, tetapi dapat mendorong produsen untuk meningkatkan produksi. |
Meningkatkan daya beli konsumen, tetapi sering menyebabkan stagnasi ekonomi karena produsen kehilangan insentif untuk memproduksi. |
Hubungan dengan Uang |
Terjadi ketika jumlah uang yang beredar lebih banyak dibandingkan dengan barang atau jasa yang tersedia. |
Terjadi ketika jumlah uang yang beredar lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan di pasar. |
Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi dapat dikategorikan berdasarkan penyebab, tingkat keparahan, dan asalnya. Berikut ini adalah beberapa jenis inflasi yang perlu diketahui:
1. Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebab
- Demand-pull Inflation → Terjadi karena permintaan barang dan jasa lebih tinggi dari ketersediaan, sehingga harga naik.
- Cost-push Inflation → Disebabkan oleh kenaikan biaya produksi, seperti bahan baku atau upah pekerja, yang mempengaruhi harga akhir produk.
2. Berdasarkan Tingkat Keparahan
- Inflasi Ringan → Kenaikan harga di bawah 10% per tahun, masih dapat dikendalikan dan tidak terlalu mengganggu ekonomi.
- Inflasi Sedang → Kenaikan harga antara 10–30% per tahun, mulai mempengaruhi daya beli masyarakat.
- Inflasi Berat → Kenaikan harga antara 30–100% per tahun, sangat mengganggu aktivitas ekonomi.
- Hiperinflasi → Kenaikan harga lebih dari 100% per tahun, menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan kepercayaan terhadap mata uang hilang.
3. Berdasarkan Asal
- Inflasi dari dalam negeri → Inflasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dalam negeri (domestik), seperti kebijakan moneter atau gagal panen.
- Inflasi dari luar negeri → Inflasi yang terjadi karena kenaikan harga barang impor, biasanya dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar mata uang.
Baca Juga: Jenis-Jenis Inflasi yang Bisa Terjadi di Suatu Negara
Penyebab Inflasi
Inflasi adalah fenomena ekonomi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Berikut beberapa penyebab utama dari inflasi:
1. Peningkatan Permintaan (Demand)
Ketika permintaan terhadap barang atau jasa meningkat tajam tanpa diimbangi oleh peningkatan produksi, maka harga-harga akan cenderung naik.
2. Kenaikan Biaya Produksi
Jika biaya bahan baku, energi, atau tenaga kerja naik, maka produsen akan menaikkan harga produk untuk menjaga keuntungan.
3. Jumlah Uang yang Beredar
Ketika pemerintah mencetak uang lebih banyak daripada yang dibutuhkan, maka nilai uang akan menurun dan harga barang akan meningkat.
4. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan ekonomi dari pemerintah, seperti kenaikan pajak atau penghapusan subsidi, juga dapat mempengaruhi harga barang dan jasa.
5. Fluktuasi Nilai Tukar
Ketika mata uang domestik melemah terhadap mata uang asing, maka harga barang impor menjadi lebih mahal, sehingga memicu terjadinya inflasi.
6. Faktor Musiman
Faktor musiman merupakan faktor yang terjadi sesekali tergantung musim. Misalnya selama musim libur hari raya, harga bahan makanan cenderung meningkat dibanding biasanya.
Dampak Inflasi
Inflasi memiliki dampak negatif dan positif bagi suatu negara serta masyarakat secara luas. Beberapa dampak inflasi di antaranya adalah sebagai berikut.
A. Dampak Negatif Inflasi
1. Penurunan Daya Beli Masyarakat
Harga barang dan jasa yang meningkat dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
2. Ketidakpastian Ekonomi
Inflasi yang tinggi dapat membuat perencanaan keuangan jangka panjang menjadi sulit, baik untuk individu maupun perusahaan.
3. Ketimpangan Ekonomi
Inflasi sering kali lebih merugikan masyarakat berpenghasilan rendah karena penghasilan mereka tidak meningkat secepat kenaikan harga barang.
4. Nilai Tabungan Menurun
Tabungan masyarakat menjadi kehilangan nilai, jika suku bunga bank lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi.
5. Kesulitan Dunia Usaha
Biaya produksi yang meningkat akan membuat perusahaan kecil kesulitan bersaing dan mempengaruhi stabilitas ekonomi.
Contoh dan Dampak Inflasi
B. Dampak Positif Inflasi
1. Mendorong Investasi
Inflasi yang moderat akan mendorong orang untuk berinvestasi daripada menyimpan uang, karena nilai uang akan menurun jika disimpan.
2. Meningkatkan Produksi
Kenaikan harga dapat memberikan insentif bagi produsen untuk meningkatkan kapasitas produksi.
3. Mendorong Inovasi
Perusahaan terdorong untuk mencari cara-cara inovatif untuk mengurangi biaya produksi dan tetap kompetitif di pasar.
Cara Mengatasi Inflasi
Untuk mengendalikan inflasi, diperlukan kebijakan yang tepat dari pemerintah dan bank sentral. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi:
1. Kebijakan Moneter
Bank sentral, seperti Bank Indonesia, dapat mengeluarkan kebijakan moneter untuk menaikkan suku bunga atau mengurangi jumlah uang yang beredar untuk menekan inflasi.
2. Kebijakan Fiskal
Pemerintah dapat mengurangi pengeluaran negara atau meningkatkan pajak dengan mengeluarkan kebijakan fiskal untuk mengurangi permintaan masyarakat.
3. Stabilisasi Harga
Pemerintah dapat mengontrol harga barang-barang pokok, memberikan subsidi, atau membuka keran impor untuk menjaga stabilitas harga.
4. Meningkatkan Produksi
Dalam jangka panjang, meningkatkan kapasitas produksi nasional, terutama untuk kebutuhan dasar, dapat membantu mengurangi tekanan inflasi.
5. Pengawasan Distribusi Barang
Pemerintah perlu memastikan distribusi barang berjalan lancar dan tidak terjadi penimbunan yang menyebabkan kelangkaan.
6. Kerja Sama Internasional
Untuk mengatasi inflasi akibat faktor eksternal, seperti kenaikan harga minyak dunia, kerja sama dengan negara lain dapat membantu mengurangi dampaknya.
7. Pendidikan Keuangan
Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya investasi dan pengelolaan keuangan yang baik untuk menghadapi inflasi.
Baca Juga: Pengertian Ilmu Ekonomi, Kelangkaan & Skala Prioritas
—
Meskipun sering dianggap sebagai ancaman, inflasi sebenarnya adalah bagian alami dari siklus ekonomi yang bisa membawa dampak positif jika dikelola dengan baik. Dengan memahami penyebab, jenis, dan cara mengatasinya, kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan ekonomi di masa depan.
Baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat umum memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekonomi agar inflasi tetap terkendali. Dengan kebijakan yang tepat dan kerja sama yang baik, stabilitas ekonomi dapat terwujud, sehingga kesejahteraan masyarakat pun dapat terus terjaga.
Sekian penjelasan mengenai pengertian inflasi, jenis-jenis, penyebab, hingga dampaknya bagi suatu negara. Jika kamu tertarik mempelajari ilmu lainnya yang berkaitan dengan mata pelajaran Ekonomi, yuk gabung bersama Ruangguru sekarang!
Referensi
Alam S. 2014. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Artikel ini pertama kali terbit 29 September 2017 dan ditulis oleh Rabia Edra, kemudian diperbarui.