Kebijakan Moneter: Pengertian, Tujuan, Instrumen & Jenis | Ekonomi Kelas 11
Apa sih itu kebijakan moneter? Yuk, kita bahas selengkapnya mulai dari pengertian, tujuan, jenis, dan instrumennya di artikel Ekonomi Kelas 11 berikut ini.
—
Kebijakan moneter itu apa sih? Hmm, kalau kamu sebelumnya sudah belajar tentang kebijakan fiskal, sekarang kita akan bahas tentang kebijakan moneter.
FYI, Indonesia sendiri sudah mengeluarkan berbagai kebijakan moneter sejak dulu dengan tujuan menyelamatkan perekonomian Indonesia. Maksudnya menyelamatkan tuh gimana ya? Nah, supaya kamu lebih paham, sekarang kita bahas selengkapnya tentang kebijakan moneter, yuk!
Baca Juga: Mengenal Kebijakan Fiskal: Pengertian, Tujuan Instrumen dan Jenisnya
Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang beredar (JUB) agar tercapai kegiatan perekonomian yang diharapkan. Siapa tuh bank sentral? Bank yang memegang peran bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI).
Tujuan Kebijakan Moneter
Secara umum, tujuan dari kebijakan moneter adalah untuk menstabilkan harga. Artinya, Bank Indonesia berusaha menjaga tingkat inflasi berada pada target yang ditetapkan oleh pemerintah setelah berkoordinasi dengan BI.
“Emangnya apa kak penyebab inflasi?”
Gini, inflasi itu terjadi karena jumlah uang yang beredar di suatu negara itu terlalu banyak. Akibatnya, harga barang dan jasa akan naik terus-menerus. Sebaliknya, apabila uang yang beredar terlalu sedikit bisa menyebabkan deflasi. Saat terjadi deflasi, harga barang dan jasa juga akan semakin turun.
Nah, itulah tujuan utama dari kebijakan moneter. Dengan adanya kebijakan moneter, diharapkan jumlah uang yang beredar stabil agar tingkat inflasi terkendali.
Instrumen Kebijakan Moneter
Untuk mengeluarkan suatu kebijakan moneter, terdapat instrumen-instrumen yang harus ada di dalam kebijakan tersebut. Berikut adalah lima instrumen kebijakan moneter.
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah kebijakan yang diambil oleh bank sentral dengan cara menjual atau membeli surat berharga milik pemerintah seperti Sertifikat Bank Indonesia (BI) atau Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
Nah, perlu diperhatikan:
– Bila bank sentral menjual SBI, maka akan mengurangi jumlah uang beredar untuk mengatasi inflasi
Ketika SBI dibeli oleh masyarakat, maka uang akan diterima bank sentral, akibatnya dapat mengurangi jumlah uang beredar.
– Bila bank sentral membeli SBI, maka akan menambah jumlah uang beredar untuk mengatasi defaluasi
Ketika bank sentral akan membeli SBI, maka bank sentral akan menukarkannya dengan uang, sehingga uang yang beredar di masyarakat akan bertambah.
2. Politik Diskonto (Discount Rate Policy)
Politik diskonto atau kebijakan suku bunga adalah kebijakan bank sentral untuk menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga bank.
BI menetapkan suku bunga acuan yang saat ini bernama BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Suku bunga inilah yang menjadi acuan bagi bank umum untuk menetapkan suku bunga tabungan dan kredit.
Perhatikan, hal-hal ini ya:
– Bila bank sentral menaikkan suku bunga akan berakibat mengurangi jumlah uang yang beredar untuk mengatasi inflasi
Jadi, ketika suku bunga dinaikkan maka masyarakat akan lebih tertarik untuk menabung di bank, karena akan mendapatkan bunga yang lebih besar. Karena masyarakat berbondong-bondong menabung, maka uang yang bererdar akan berkurang, karena uangnya disimpan di bank.
– Bila menurunkan suku bunga maka akan menambah jumlah uang yang beredar untuk mengatasi deflasi
Jadi, ketika suku bunga diturunkan maka masyarakat akan lebih tertarik untuk menggunakan uang karena bila ditabung hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit.
Baca Juga: Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan dan Penawaran Uang
3. Politik Cadangan Kas (Giro Wajib Minimum)
Politik cadangan kas adalah kebijakan bank sentral untuk menetapkan besarnya cadangan kas minimum yang dimiliki oleh bank umum. Nah, cadangan kas ini nggak boleh dipinjamkan ke masyarakat.
Hal yang harus diperhatikan:
– Bila bank sentral menaikkan cadangan kas maka akan mengurangi jumlah uang beredar untuk mengatasi inflasi.
Nah, akibatnya bank umum harus menahan uang lebih banyak sebagai cadangan, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
– Bila menurunkan cadangan kas maka akan menambah jumlah uang beredar untuk mengatasi deflasi.
Jadi, bank umum harus mengelurakan uang lebih banyak ke masyarakat daripada menahan uang tersebut sebagai cadangan, nah karenanya jumlah uang yang beredar akan bertambah di masyarakat.
4. Kebijakan Kredit
Pengaturan syarat kredit dilakukan oleh bank sentral supaya bisa memengaruhi penyaluran kredit oleh bank umum ke masyarakat. Kebijakan kredit ini menentukan jenis-jenis pinjaman mana yang harus dikurangi dan jenis pinjaman mana yang perlu didorong. Terdapat dua jenis kredit, yaitu:
– Kredit Ketat adalah kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar untuk mengatasi inflasi, maksudnya adalah syarat pemberian yang ketat akan mengurangi jumlah masyarakat atau pengusaha yang bisa memperoleh kredit, karena kesulitan dalam memperoleh kredit dengan syarat-syarat yang dipersulit.
– Kredit longgar adalah kebijakan bank sentral untuk menambah jumlah uang yang beredar untuk mengatasi deflasi, maksudnya adalah syarat pemberian yang longgar akan menambah jumlah masyarakat atau pengusaha yang bisa memperoleh kredit karena kemudahan dalam memperoleh kredit dengan syarat-syarat yang dipermudah. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat ditingkatkan.
5. Kebijakan Himbauan Moral
Kebijakan himbauan moral bukanlah kebijakan yang bersifat teknis ya. Kebijakan ini dilakukan dalam bentuk pengumuman, pidato, atau edaran. BI selaku bank sentral bisa menghimbau bank umum untuk menahan atau mengurangi pinjaman.
Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
Ada dua jenis kebijakan moneter yang bisa dilakukan. Apa saja? Ini penjelasannya.
1. Kebijakan Uang Longgar (Easy Money Policy)
Kebijakan uang longgar adalah kebijakan menambah jumlah uang beredar (JUB) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini juga bisa disebut dengan kebijakan moneter ekspansif. Berikut adalah beberapa kebijakan uang longgar yang bisa dilakukan oleh bank sentral:
- BI akan membeli surat berharga dari bank umum, sehingga bank umum mempunyai dana untuk dipinjamkan ke masyarakat.
- Suku bunga BI akan diturunkan, agar minat masyarakat menabung menurun dan semakin banyak yang meminjam uang. Akibatnya, akan semakin banyak uang yang beredar.
- BI akan menurunkan rasio cadangan kas. Makin rendah rasio cadangan kas, maka semakin besar kemampuan bank umum untuk menyalurkan kredit. Hal ini akan membuat JUB bertambah.
- Melonggarkan kebijakan kredit agar masyarakat mudah mendapatkan pinjaman.
- Menghimbau kepada bank umum untuk menambah pemberian pinjaman.
2. Kebijakan Uang Ketat (Tight Money Policy)
Kebijakan uang ketat adalah kebijakan mengurangi jumlah uang yang beredar untuk mengendalikan inflasi. Kebijakan ini disebut juga dengan kebijakan moneter kontraktif. Apa saja nih yang bisa dilakukan pada kebijakan uang ketat?
- BI akan menjual surat berharga kepada bank umum, sehingga bank umum harus membayar surat berharga. Hal ini berakibat pada ketersediaan dana pinjaman yang berkurang.
- Suku bunga BI akan dinaikkan, agar masyarakat tertarik untuk menabung dan mengurangi jumlah uang beredar.
- Politik cadangan kas dinaikkan. Makin tinggi rasio cadangan kas, maka akan semakin kecil kemampuan bank umum untuk menyalurkan kredit, sehingga JUB berkurang.
- Kebijakan kredit diperketat atau disebut kebijakan kredit ketat. Tujuannya adalah agar tidak banyak orang bisa mendapatkan pinjaman.
- BI bisa menghimbau bank umum untuk mengurangi pemberian pinjaman.
—
Yeay! Itulah tadi penjelasan lengkap seputar kebijakan moneter, mulai dari pengertian, tujuan, instrumen, dan jenisnya. Untuk mengeluarkan suatu kebijakan moneter perlu banyak pertimbangan ya, karena berpengaruh pada perekonomian suatu negara. Nah kalau kamu ingin memelajari materi pelajaran ini lebih jauh atau ingin belajar materi ekonomi lainnya, kamu bisa nih nonton video belajar di ruangbelajar!
Referensi
Alam S. 2014. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga