5 Cara Memberitahu Tahu Orang Tua Mengenai Masalah Siswa Saat Terima Rapor
Bapak/Ibu Guru, tak terasa semester pertama di tahun ajaran ini telah berakhir dan pembagian rapor sebentar lagi akan berlangsung. Momen pembagian rapor merupakan saat yang tepat untuk guru mengkomunikasikan berbagai perkembangan serta masalah yang dialami oleh murid-muridnya kepada orang tua. Namun terkadang, Bapak/Ibu tidak tahu cara yang tepat untuk memberi tahu orang tua mengenai masalah anak di sekolah. Jika menyampaikannya dengan cara yang kurang tepat, bisa saja orang tua malah merasa tersinggung dan marah. Lalu, bagaimana ya cara yang bijak untuk mengkomunikasikan masalah siswa kepada orang tua? Yuk, kita cari tahu!
1. Perhatikan bahasa tubuh Anda dan gunakan bahasa santun yang mudah dimengerti
Gunakan bahasa tubuh yang baik dan bahasa yang santun (Sumber: waterford.org)
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah pendekatan yang baik terhadap orang tua. Guru perlu mencairkan suasana agar orang tua juga bisa lebih santai saat menerima informasi. Pada dasarnya, wali kelas hanya sebagai penyampai informasi tentang beberapa kasus yang ditemukan terhadap anaknya. Tujuan dari pengambilan rapor ini adalah untuk lebih memahami anak, sehingga guru dan orang tua bisa mencari jalan keluar bersama mengenai apa yang menjadi penyebab serta apa yang harus dilakukan di sekolah dan di rumah. Selain itu, sampaikanlah masalah dengan bahasa yang mudah dimengerti orang tua.
2. Beritahu secara spesifik, apa yang dilakukan anak dan kapan waktu terjadinya
Beritahu kejadiannya secara spesifik (Sumber: rd.com)
Sampaikanlah teguran atau kritik secara spesifik, seperti kapan waktu terjadi tindakannya, perilakunya seperti apa, serta apa akibatnya. Misalnya, “Ibu saya ingin memberi tahu bahwa beberapa hari yang lalu saat sekolah online, anak ibu mengatakan hal kasar kepada temannya.” Informasi yang disampaikan haruslah bersifat faktual, jelas waktu dan tindakan yang dilakukan serta akibat yang ditimbulkan. Cara penyampaian masalah seperti ini akan lebih membangun serta lebih mudah diterima oleh orang tua.
3. Dengarkan pendapat orang tua dengan sebaik-baiknya dan jangan memotong pembicaraan
Dengarkan pendapat orang tua dengan baik (Sumber: k12insight.com)
Jangan lupa juga untuk memberikan kesempatan pada orang tua untuk berpendapat dan menyampaikan pemikirannya. Dengan begitu, dapat terjadi komunikasi dua arah dan semua hal menjadi lebih jelas dan tidak ada yang ditutupi. Dengarkan orang tua siswa dengan saksama, tidak memotong dan perhatikan apa saja hal yang menjadi perhatian orang tua. Pada akhirnya, semua tentunya demi kebaikan anak dan keutuhan pemahaman kondisi anak.
4. Jangan memberi penghakiman pada siswa
Jangan berikan penghakiman secara sepihak (Sumber: carergateway.gov.au)
Janganlah membuat penghakiman atau label mengenai perilaku siswa di kelas. Hindari kata-kata seperi “salah”, “bodoh”, “pembuat onar”, “keras kepala”, “bandel”, “sulit diatur”, dan sebagainya. Judgement atau penghakiman yang diberikan oleh guru dapat memicu defense mechanism pada orang tua yang tidak terima anaknya diberikan label negatif. Defense mechanism ini dapat berupa penolakan informasi yang berbentuk verbal ataupun tindakan agresif dari orang tua. Jika hal ini dilakukan, maka proses penyelesaian masalah pun akan semakin rumit. Hal ini akan berbeda jika yang disampaikan adalah perilaku atau tindakannya, karena tentu akan ada kemungkinan siswa berubah perilakunya.
5. Bicarakan rencana Anda sebagai guru untuk meningkatkan kinerja siswa pada orang tua
Beritahu rencana Anda untuk murid sebagai guru (Sumber: thoughtco.com)
Beritahu orang tua langkah-langkah apa saja yang sudah Bapak/Ibu lakukan dan apa yang akan dilakukan ke depannya untuk meningkatkan kinerja siswa di segala bidang. Beritahu juga sisi kuat dan sisi lemah siswa, sehingga orang tua tidak pesimis dan mengetahui apa yang bisa dipertahankan atau yang harus diperbaiki dari anaknya. Selanjutnya Bapak/Ibu juga bisa mencari solusi bersama dengan orang tua mengenai apa yang bisa dilakukan guru di sekolah dan orang tua di rumah.
Memberikan kritik pada siswa tentunya tidak mudah, apalagi kepada orang tuanya. Anak yang dianggap sempurna oleh orang tua, ternyata memiliki masalah di sekolah. Namun, dengan cara penyampaian yang tepat guru dan orang tua bisa membangun kerjasama demi perkembangan anak.
Mau menjadi guru yang dapat memajukan pendidikan anak-anak di Indonesia? Yuk, jadi guru privat di ruangles. Bapak/Ibu juga bisa mengajar dengan waktu yang lebih fleksibel, di mana pun dan kapan pun.